Mohon tunggu...
rani adimanto
rani adimanto Mohon Tunggu... -

ahlan wasahlan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ujian Melalui Kemiskinan (Dewi Helastri)

23 Juni 2012   05:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:38 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Telaah Pesanten

Nama :Ujian melalui kemiskinan

NPM: 2406209023

Bismillahirohman nirohim. Assalamu alaikum

Dalam Al-quran surat Al-Baqoroh ayat 214 yang artinya : apakah kamu mengira kamu akan masuk surga, padahal belum datang padamu ( cobaan ) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa mala petaka dan kesengsaraan, serta goncangan ( dengan bermacam-macam cobaan ) sehingga berkatalah Rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya ‘bilakah datangnya pertolongan Alloh?’ ingatlah,sesungguhnya pertolongan Alloh itu amatlah dekat.

Bertolak dari ayat diatas maka ingatlah bahwa selama hidup kita akan diuji dengan berbagai ujian. Ujian yang datang kepada manusia bisa melalui kemiskinan, kekayaan, jabatan, anak, suami/istri, dan banyak lagi. Mari kita uraian satu persatu dimana berkaitan dengan telaah pesantren.

1.Ujian melalui kemiskinan.

Daurusaah yang artnya perputaran waktu manusia kadang berada diatas dan kadang pula berada dibawah begitupun yang dialami oleh ibu Isah dalam bidang ekonomi dahulu ketika suaminya berdagang ke Malaysia rezki yang Alloh berikan bisa dikatakan melimpah. Tetapi sekarang bu Isah diuji oleh Alloh dalam bidang ekonomi ibu Isah memiliki 9 anakdan yang masih sekolah dua orang. Anak bu Isah yang dua ini boleh dikatakan anak sholeh mereka bernama Yusup dan Iqbal, Yusup duduk dikelas 1 Aliyah dan Iqbal duduk dikelas 1 SMP plus. Keinginan yang kuat menghampiri Yusup ketiika ia akan masuk SMA ia berkeininan untuk sekolah sambil pesantren di Haur Kuning Salopa Tasikmalaya. Sedangkan bu Isah hanya berpenghasilan sebagai pedagang cimol, sedangkan suaami bu Isah sebutlah namanya Husin pada saat ini tidak mempunyai penghasilan yang tetap. Tapi keinginan Yusup sudah tidak bisa dihalangi lagi akhirnya keinginan Yusup untuk bersekolah dan pesantren di Haur kuning pun dikabulkan oleh kedua orang tuanya, Denganhanya berbekal keyakinan kepada Alloh. Menghadapi tanggal satu kegelisahan menghampiri ibu Isah karena sudah waktunya member bekal/ngantertan Yusup. Tapi karena keyakinan mereka akan pertolongan Alloh maka setiap awal bulan ada saja pertolongan Alloh yang dapat menyelamatkan pendidikan Yusup. Mungkin kalau orang lain menyekolahkan anak kepesantren yang biayanya kurang lebih 500 ribu perbulan maka minimal penghasilan harus 1 juta perbulan. Bagaimana dengan ongkos/biaya Iqbal setiap harinya maka untuk ongkos Iqbal dapat ditutupi dari pengjasilan jualan cimol ibu Isah.

2.Ujian dengan kekayaan

KeluargaNurtati dan pak Dodi bias dikatakan orang kaya, pak Dodi adalah seorang guru yang sudah sertifikasi dan ibu Nurtati memiliki warung kelontongan serba ada. Dengan kesibukan Nurtati yang seorang pesdagang yang tidak mempunyai pembantu otomatis tidak semua urusan rumah tangga dapat dikerjakan sehingga singkat cerita anak-anaknya kurang terperhatikan hingga anak kedua mereka yang bernama Suraji tidak mau sekolah dan minggat dari rumah sudah hamper 2 minggu tidak pulang kerumah. Suraji ini dulu waktu SMP tinggal dipesanten tapi entah bagaimana hasil di pesanter selama tiga tahun itu tidak ada bekasnya sampai ke ibadah ritualpun ia kerap meninggalkannya. Alasan suraji minggat dari rumah karena merasa kurang diperhatikan oleh orang taunya. Kesibukan Nurtati di warung menjadi ia lupa akan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga. Hari-harinya ia habiskan hanya untuk melayani orang-orang yang belanja ke warungnya. Hasil dari warung memeng lumbayan tapi kekayaan sudah memperbudak Nurtati sehingga ia lupa akan kewajiban sebagai seorang ibu.

Mungkin pada kesempatan ini sampai disini dulu cerita mengenai ujian-ujian Alloh yang menghampiri manusia lain kali si sambung lagi.

wassalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun