Salam ukhuwah ya Akhi wa Ukhti !
Untuk pertama kalinya saya belajar lagi menulis sebuah catatan, yang saya rasa sudah sekian lama tidak membuat coretan yang berarti di kertas ini. Mudah-mudahan tulisan saya ini ada manfaatnya bagi semua orang , khususnya teman-teman mahasiswa. Aamiin...
Kita mulai yukssss.........
Menjadi Diri Sendiri, setujukah??????
Menjadi diri sendiri berarti mengoptimalkan segala potensi diri yang Allah karuniakan kepada kita. Dalam potensi-potensi itu ada berbagai tanda-tanda kekuasaan Allah. Tahukah kamu kalau kita terlahir dengan sangat menakjubkan?
Setelah ayah dan ibu melakukan pembuahan, hanya ada satu kemungkinan dari 300.000.000.000 (baca angka-angkanya gimana coba?) bayi yang lahir dari rahim ibu. Dan itulah kita, pribadi-pribadi yang lahir.. Alhamdulillah horeeee kitalah pemenangnya dari sekian milyar sel-sel tersebut. Kita adalah pribadi-pribadi yang terpilih untukmenjalani kehidupan dengan potensi-potensi yang menakjubkan. William James, seorang ahli jiwa mengatakan :”Seandainya kita mengukur diri kita dengan apa yang seharusnya berkembang menurut pembawaan kita maka akan jelaslah bagi kita hanya setengan sadar”.Atau dengan kata lain kita hanya menggunakan sebagian kecil dari sumber-sumber kemampuan fisik dan mental kita. Sebenarnya banyak kekuatan lain yang bermacam-macam yang kita miliki, namun kita tidak menyadarinya. Maka banyak kemampuan yang gagal kita manfaatkan. Biasanya kita hanya menyalahkan diri sendiri dan hanya cukup dengan kata “takdir” tanpa ada usaha dan do’a.
Menjadi diri sendiri bukan berarti menafikkan keteladanan. Karena meneladani orang lain bukan berarti memindahkan kepribadian orang lain tersebut kepada cetakan kepribadian kita. Meneladani orang lain berarti kita bercermin pada orang lain, mencoba menemukan nilai-nilai unggul yang ada padanya, dan kita mewarnai diri kita dengan nilai-nilai unggul yang kita temukan dari orang tersebut.
Nabi Muhammad adalah suri tauladan bagi kita semua.Walaupun kita belum pernah berjumpa dengan Baginda Nabi tetapi karena akhlaknya yang mulia yang menjadi rahmatan lilalamin kita seraya dekat dengannya. Walaupun kita terhalang oleh waktu yang berabad lamanya tetapi suri tauladannya membuat kita rindu ingin berjumpa dengannya.
Marilah kita contoh tingkah laku dan akhlak nabi,...janganlah terbesit dalam pikiran kita merasa iri dengan kelebihan atau keberhasilan orang lain. Yakinlah bahwa iri hati adalah suatu kebodohan. Mestinya kita bersyukur atas apa yang kita miliki sebagaimana Allah SWT telah mengkaruniakan kepada kita. Di atas hamparan dunia yang luas dan subur ini tak ada biji jagung yang tumbuh baik tanpa di tanam dan dipelihara dengan baik pula. Begitupun dengan diri kita, kekuatan yang ada pada diri kita adalah sesuatu yang baru, alamiah dan tak seorang pun tahu apa yang dapat kita lakukan. Kita tak akan menyadari kekuatan itu sebelum kita mencobanya. Janganlah kita merasa galau yang artinya :G= gerakan kemampuanmu
A=Asahlah kepribadianmu
L=Lupakan rasa keputusasaanmu
A=Allahlah yang akan membimbingmu
U= Untuk menjadi dirimu sendiri menjadi muslim sejati
semua potensi bisa diasah dengan berbagai macam cara yang terus berkembang dari model pelatihan hingga disiplin ilmu yang sudah permanen, dari berguru hingga belajar sendiri. Berguru hingga belajar sendiri dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan agar menjadi pribadi unggul penebar kebaikan yang diridloi Allah SWT.
Maka, saudaraku apa yang kalian tunggu???????
Segeralah kenali diri, gali potensi, dan jadilah diri kita sendiri yang jujur dan berani bertanggung jawab. Yakinlah Allah selalu membimbing setiap langkah kita apabila kita benar-benar ingin membenahi diri ke arah yang positiff.... terakhir dari tulisan ini sebuah pantun,
Kalau ingin buah stroberi
Belilah di kota bekasi
Kalau ingin jadi diri sendiri
Segeralah gali potensi
Akhir kata............. ............... Á¸Î¼§ ÂÝ÷n»A
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H