Stunting dan gizi buruk adalah salah satu masalah kesehatan pada balita dan anak-anak yang masih menjadi perhatian. Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak-anak yang mengalami nutrisi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial tidak adekuat. Sementara itu, gizi buruk adalah kondisi di mana tubuh tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi tubuh. Di Indonesia, angka stunting dan gizi buruk masih mengkhawatirkan, mencapai 21,6% menurut data dari Kemenkes RI. Perlunya upaya tambahan untuk mengurangi angka stunting dan gizi buruk menjadi perhatian mahasiswa KKN-PPM UGM 2024 di Kelurahan Patehan, Kemantren Kraton, DI Yogyakarta, melalui program penanaman dan pemanfaatan tanaman sayur di polybag.
Program dimulai dengan mengunjungi berbagai program posyandu balita yang diadakan di Kelurahan Patehan. Tiap posyandu balita sudah memiliki data pertumbuhan dan perkembangan tiap balita di daerahnya, sehingga mahasiswa dapat langsung menggali data terkait balita yang mengalami weight faltering dan failure to thrive. Tim mahasiswa KKN-PPM UGM 2024, dengan ketua pelaksana program Rania Belva Syafitri, dan dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU, juga melakukan pemetaan dan pendataan tanaman sayur dan buah yang sudah ditanam oleh warga Kelurahan Patehan secara digital melalui aplikasi Avenza Maps untuk mengetahui tanaman sayur yang sudah dimiliki oleh warga dan dapat langsung dimanfaatkan dalam pencegahan stunting.Â
Pelatihan penanaman dan pengelolaan tanaman sayur di polybag diadakan Sabtu (27/04/2024), sementara pelatihan pengolahan tanaman sayur dan pola makan sehat pencegahan stunting diadakan Sabtu (04/05/2024) di Balai Kampung Ngadisuryan. Selama pelatihan, warga diberikan demonstrasi penanaman tanaman sayur di polybag meliputi pencampuran pupuk dan tanah, penyemaian benih, serta perawatan tanaman agar dapat tumbuh dengan baik. Untuk pengolahan tanaman sayur, warga diberikan demonstrasi penyiapan makanan balita tiap kelompok umur (6-8 bulan, 9-12 bulan, 12-24 bulan, dan >24 bulan) sesuai anjuran Kemenkes RI untuk mencegah stunting dan gizi buruk.
Salah satu warga Kelurahan Patehan yang mengikuti pelatihan, Ibu Warsini, mengatakan bahwa isu stunting dan gizi buruk wajib menjadi perhatian seluruh masyarakat. "Saya sebagai kader posyandu memiliki pengalaman pribadi menghadapi keluarga dengan balita stunting dan mengerti betul bahwa menaikkan berat badan pada balita sulit sekali, sehingga program mengenai stunting dan gizi buruk perlu lebih banyak lagi agar menjadi perhatian seluruh masyarakat," ujarnya.
Program ini harapannya menjadi salah satu kontributor terhadap penurunan angka stunting dan gizi buruk di Kelurahan Patehan dan seluruh Indonesia, dan menjadi salah satu cara pembiasaan pola makan sehat bagi balita dan anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H