Rania Aulia Rahmadhani/191241171
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
Monkeypox merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus. Meskipun awalnya dianggap sebagai penyakit yang jarang terjadi, wabah global monkeypox pada tahun 2022 telah menyoroti pentingnya strategi pencegahan dan penanganan yang efektif. Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan beragam ekosistem, perlu mempersiapkan diri menghadapi potensi penyebaran penyakit ini. Artikel ini akan membahas strategi komprehensif untuk mencegah dan menangani monkeypox di Indonesia.
Pencegahan monkeypox dimulai dengan edukasi masyarakat. Pemerintah dan institusi kesehatan harus aktif menyebarkan informasi tentang gejala, cara penularan, dan langkah-langkah pencegahan monkeypox. Kampanye kesehatan masyarakat yang intensif melalui berbagai media, termasuk sosial media dan saluran komunikasi tradisional, dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat (Harapan et al., 2020). Surveillance dan deteksi dini merupakan komponen kunci dalam pencegahan penyebaran monkeypox. Sistem surveilans yang kuat, melibatkan fasilitas kesehatan di semua tingkatan, harus diimplementasikan untuk mengidentifikasi kasus secara cepat. Pelatihan tenaga kesehatan dalam mengenali gejala monkeypox dan protokol pelaporan yang efisien sangat penting untuk memastikan respon yang tepat waktu (Widayati et al., 2023). Penguatan kapasitas laboratorium juga menjadi prioritas. Indonesia perlu meningkatkan kemampuan laboratorium dalam mendiagnosis monkeypox secara akurat dan cepat. Investasi dalam peralatan diagnostik dan pelatihan personel laboratorium akan memungkinkan konfirmasi kasus yang lebih cepat, yang sangat penting untuk pengendalian wabah.
Dalam hal penanganan, isolasi dan perawatan pasien yang tepat merupakan langkah krusial. Fasilitas kesehatan harus memiliki ruang isolasi yang memadai dan protokol yang jelas untuk merawat pasien monkeypox. Tenaga kesehatan harus dibekali dengan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dan dilatih dalam penggunaannya untuk mencegah penularan di fasilitas kesehatan (Lucero-Prisno et al., 2022). Pelacakan kontak merupakan strategi penting dalam membatasi penyebaran monkeypox. Tim pelacak kontak yang terlatih harus siap untuk mengidentifikasi dan memantau individu yang mungkin terpapar virus. Teknologi pelacakan digital dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan efisiensi proses ini, dengan tetap memperhatikan privasi dan etika.
Vaksinasi dapat menjadi alat pencegahan yang efektif, terutama untuk kelompok berisiko tinggi. Meskipun vaksin khusus monkeypox belum tersedia secara luas, vaksin cacar dapat memberikan perlindungan silang. Indonesia perlu mempertimbangkan strategi vaksinasi yang tepat, termasuk pengadaan dan distribusi vaksin, serta penentuan kelompok prioritas untuk vaksinasi.
Kerjasama internasional dan regional juga penting dalam menangani monkeypox. Indonesia harus aktif berpartisipasi dalam pertukaran informasi dan kolaborasi penelitian dengan negara-negara lain dan organisasi internasional seperti WHO. Hal ini akan membantu dalam mengakses sumber daya, berbagi pengalaman, dan mengadopsi praktik terbaik dalam penanganan penyakit. Terakhir, penelitian dan pengembangan lokal harus didorong. Indonesia perlu berinvestasi dalam penelitian tentang epidemiologi monkeypox, pengembangan metode diagnostik yang lebih baik, dan potensi pengobatan. Kolaborasi antara institusi penelitian, universitas, dan industri farmasi dapat mempercepat inovasi dalam penanganan monkeypox.
Kesimpulannya, strategi pencegahan dan penanganan monkeypox di Indonesia memerlukan pendekatan multifaset yang melibatkan edukasi masyarakat, penguatan sistem kesehatan, kerjasama internasional, dan inovasi lokal. Dengan implementasi strategi komprehensif ini, Indonesia dapat meningkatkan kesiapsiagaannya dalam menghadapi ancaman monkeypox dan melindungi kesehatan masyarakatnya.
KATA KUNCI: Indonesia, Kesehatan Masyarakat, Monkeypox, Pencegahan, Penanganan.
DAFTAR PUSTAKA