Rania Aulia Rahmadhani/191241171
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan global yang signifikan, terutama di negara tropis dan subtropis seperti Indonesia. Tantangan utama dalam penanganan DBD meliputi kompleksitas penyebaran penyakit, kesulitan diagnosis, dan kurangnya pengobatan spesifik.
Urbanisasi yang cepat dan perubahan iklim telah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, menyebabkan peningkatan populasi vektor dan risiko penularan yang lebih tinggi. Diagnosis DBD juga menjadi tantangan tersendiri karena gejala awalnya seringkali mirip dengan penyakit lain seperti flu atau tifus, menyulitkan diagnosis dini. Keterlambatan diagnosis dapat mengakibatkan komplikasi serius, bahkan kematian. Aspek lain yang menantang adalah kurangnya pengobatan spesifik untuk DBD. Saat ini, penanganan DBD lebih berfokus pada perawatan suportif untuk mengatasi gejala. Pengembangan vaksin dengue juga masih dalam tahap penelitian dan belum tersedia secara luas, menekankan pentingnya upaya pencegahan dalam mengendalikan penyebaran penyakit.
Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, peran kesehatan masyarakat menjadi sangat penting. Pendekatan kesehatan masyarakat yang komprehensif diperlukan untuk mengatasi DBD secara efektif. Strategi kunci meliputi pengendalian vektor melalui program pemberantasan sarang nyamuk (PSN), surveilans penyakit untuk mendeteksi wabah secara dini, dan edukasi masyarakat tentang pencegahan DBD. Pengembangan kapasitas tenaga kesehatan dalam diagnosis dan manajemen DBD perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Kolaborasi lintas sektor antara kesehatan, lingkungan, pendidikan, dan pemerintah daerah diperlukan untuk mengatasi faktor-faktor risiko DBD secara holistik. Dukungan terhadap penelitian untuk pengembangan metode pengendalian vektor yang lebih efektif, alat diagnostik yang lebih baik, dan vaksin yang aman dan efektif harus terus dilakukan.
Kesehatan masyarakat juga berperan dalam mengatasi ketimpangan akses terhadap layanan kesehatan. Program-program yang berfokus pada peningkatan akses ke fasilitas kesehatan, terutama di daerah terpencil dan kurang terlayani, sangat penting untuk mengurangi dampak DBD. Pendekatan "One Health" yang mengintegrasikan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan menjadi semakin relevan dalam penanganan DBD, mengingat dampak signifikan perubahan iklim dan degradasi lingkungan terhadap penyebaran penyakit ini.
Dalam menghadapi tantangan DBD, diperlukan komitmen jangka panjang dan investasi yang berkelanjutan dalam sistem kesehatan masyarakat. Penguatan kapasitas lokal, peningkatan sistem informasi kesehatan, dan promosi penelitian yang relevan secara lokal merupakan langkah-langkah penting untuk meningkatkan ketahanan terhadap DBD dan penyakit menular lainnya.
Kesimpulannya, penanganan DBD memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai aspek kesehatan masyarakat. Melalui strategi yang terintegrasi dan berkelanjutan, diharapkan tantangan DBD dapat diatasi, sehingga menurunkan beban penyakit ini secara signifikan dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Peran kesehatan masyarakat yang seimbang (mencakup aspek pencegahan, pengendalian, dan perawatan) Â menjadi kunci dalam mengatasi tantangan kompleks yang ditimbulkan oleh DBD.
KATA KUNCI: Demam Berdarah Dengue, Kesehatan Masyarakat, Pengendalian, Pengembangan.
DAFTAR PUSTAKA