Mohon tunggu...
Rania
Rania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai hal-hal terkait kehidupan sosial masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Fast Fashion dan Dampaknya bagi Lingkungan

4 Juni 2024   18:06 Diperbarui: 4 Juni 2024   18:08 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Definisi dan Sejarah Fast Fashion

Fast fashion adalah istilah dalam industri tekstil yang digunakan untuk menggambarkan strategi bisnis yang memproduksi pakaian yang silih berganti secara cepat. Konsep fast fashion hadir karena sebagian besar konsumen saat ini menginginkan model terbaru dari sebuah pakaian, tetapi tidak mau membayar dengan harga yang lebih mahal. Dengan keinginan dan permintaan untuk membeli replika dan barang-barang dengan standar yang lebih rendah, retailer fashion melihat peluang tersebut di pasar.

 
Pengecer pakaian dikatakan memiliki peran penting di balik globalisasi industri fashion. Keberhasilan merek Zara dan H&M di bidang ritel bertentangan dengan model konvensional. Beberapa industri ritel tidak memiliki pabrik di negara asalnya, justru pabriknya berada di beberapa negara berkembang yang memiliki tenaga kerja lebih murah. Perubahan karakteristik struktural rantai pasokan telah memaksa pengecer untuk menciptakan biaya rendah, fleksibilitas dalam desain dan kualitas, dan pengiriman yang tepat waktu ke pasar (Chanifathin & Ratna, 2020).
 
Menurut artikel yang ditulis oleh Ajriah Muazimah, fast fashion muncul pada tahun 1960-an. Saat itu generasi muda tidak ingin mengikuti tradisi busana dari generasi yang lebih tua, lalu para generasi muda membeli pakaian dengan harga yang murah tetapi lebih mengikuti tren. Selanjutnya para produsen pakaian terus menerus memproduksi pakaian secara masif untuk memenuhi permintaan pasar (Jihan & Dian, 2021).
 
Fenomena fast fashion dapat berkembang dengan pesat karena adanya industri fashion yang memproduksi produk-produk fashion dengan harga terjangkau untuk memenuhi permintaan pasar. Sehingga terjadi overproduction dan overconsumption atau produksi dan konsumsi yang berlebihan  (Jihan & Dian, 2021). Siklus distribusi produk fast fashion adalah setiap enam  bulan. Perusahaan harus memikirkan  manajemen  produk mereka  yang  bersifat  sementara  karena fenomena mode yang selalu berubah (Chanifathin & Ratna, 2020).  
 
Dampak Fast Fashion Bagi Lingkungan
 
Di antara banyaknya kemudahan dan manfaat yang ditawarkan fast fashion, terdapat sisi "gelap" dunia fast fashion yang perlu dikenali dan dipertimbangkan kembali oleh berbagai pemangku kepentingan. Sisi "gelap" atau  negatif dari fast fashion ini sangat berbahaya bagi lingkungan dan ekosistem (Jihan & Dian, 2021).
 
Industri fashion merupakan konsumen air terbesar kedua di dunia, dengan sekitar 2.700 liter air yang dibutuhkan untuk memproduksi satu kemeja katun. Manufaktur tekstil bertanggung jawab atas sekitar 20% emisi air bersih global, dengan proses pencelupan dan finishing yang bertanggung jawab atas 35% mikroplastik primer yang dilepaskan ke lingkungan dari proses pencucian kain sintetis seperti poliester, nilon, dan akrilik (Vera et al., 2023).
 
Proses produksi industri fast fashion juga menghasilkan limbah dengan kandungan bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan, terlebih jika limbah tersebut dibuang langsung ke laut atau sungai. Hal tersebut dapat mengakibatkan pencemaran air yang akan mengganggu ekosistem hewan dan tumbuhan yang hidup di laut atau sungai. Kemudian, produk fast fashion yang sudah tidak diminati atau sudah buruk akan dibuang dan menjadi sampah yang sulit didaur ulang. Ketika produk itu dibuang dan bermuara di tempat pembuangan akhir (TPA), maka akan menghasilkan gas metana yang dapat mencemari lingkungan (Jihan & Dian, 2021).
 
 
Upaya Pencegahan Agar Tidak Terjadi Over Consumption akan Produk Fast Fashion
 
Kesadaran akan dampak berbahaya dari konsumerisme produk fast fashion yang berlebihan perlu ditingkatkan. Pengetahuan dan kesadaran yang kurang akan dampak lingkungan dari limbah tekstil konsumsi fast fashion dapat menjadi masalah yang besar bagi masyarakat kedepannya.
 
Salah satu dari solusi yang dapat diterapkan adalah "thrifting" atau belanja barang bekas. Thrifting adalah cara yang efektif untuk mendapatkan pakaian berkualitas dengan biaya yang lebih rendah dan meminimalisir limbah. Thrifting juga membantu melindungi lingkungan karena thrifting dapat mengurangi polusi karbon dan kimia.
 
Selain itu, infografis juga bisa menjadi solusi permasalahan ini. Infografis merupakan representasi visual dari gambar, tanda, diagram, peta, dan bagan untuk menyampaikan informasi yang secara efektif dan untuk mempromosikan dampak negatif limbah tekstil dari fast fashion terhadap lingkungan kepada konsumen. Desain poster infografis membutuhkan palet warna yang spesifik dan ilustrasi yang simpel, menarik, dan langsung pada sasaran (Vera et al., 2023).
 
Industri fast fashion memiliki banyak kemudahan dan berbagai model pakaian yang ditawarkan. Hal ini menyebabkan permintaan akan produk fast fashion terus meningkat dan mengakibatkan berbagai masalah lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan langkah tegas dan kebijakan yang efektif agar lingkungan di sekitar selalu terjaga.
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Nidia, C., & Suhartini, R. (2020). View of DAMPAK FAST FASHION DAN PERAN DESAINER DALAM MENCIPTAKAN SUSTAINABLE FASHION. https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata-busana/article/view/35921/32008
 
Endrayana, M. P. J., & Retnasari, D. (2021). View of PENERAPAN SUSTAINABLE FASHION DAN ETHICAL FASHION DALAM MENGHADAPI DAMPAK NEGATIF FAST FASHION. https://journal.uny.ac.id/index.php/ptbb/article/viewFile/44683/16689
 
Basiroen, J. V., Wahidiyat P. M., Kalinemas, A. (2023). View of DAMPAK LINGKUNGAN DARI FAST FASHION: MENINGKATKAN KESADARAN DI KALANGAN MILENIAL MELALUI MEDIA SOSIAL. https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/seni/article/download/16694/9631/56636

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun