Ragam bahasa dipengaruhi pula oleh sikap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan).sikap itu antara lain resmi, akrab, dingin, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis turut memengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasan atau pemimpinnya, bahasa perintah atasan kepada bawahan, bahasa seorang ibu yang membujuk anaknya, bahasa orang tua yang sedang memarahi anaknya, atau bahasa anak-anak muda yang sedang berbincang secara santai.Â
    Tentu kita juga dapat mengamati bahasa surat lamaran atau  permohonan pekerjaan yang berbeda dengan surat cinta dua remaja. Perbedaan-perbedaan itu tampak dalam pilihan kata dan penerapan kaidah tata bahasa. Sering pula ragam ini disebut gaya. Pada dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan menggunakan bermacam ragam bahasa itu.
     Namun, keterampilan menggunakan bermacam ragam bahasa bukan merupakan warisan, melainkan dapat diperoleh melalui proses belajar, baik melalui pelatihan maupun pengalaman. Keterbatasan penguasaan ragam atau gaya menimbulkan kesan bahwa penutur itu kurang luas pergaulannya. Misalnya, anak kecil yang hanya memiliki satu macam gaya, yaitu yang dilakukan di lingkungan keluarganya akan menggunakan gaya itu dalam segala situasi. Begitu juga, orang yang hanya menggunakan satu macam gaya, misalnya dalam perintah, untuk berbagai situasi akan menimbulkan kesan bahwa orang.Â
     Sikap itu antara lain resmi, akrab, dingin, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis turut memengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasan atau pemimpinnya, bahasa perintah atasan kepada bawahan, bahasa seorang ibu yang membujuk anaknya, bahasa orang tua yang sedang memarahi anaknya, atau bahasa anak-anak muda yang sedang berbincang secara santai. Tentu kita juga dapat mengamati bahasa surat lamaran atau permohonan pekerjaan yang berbeda dengan surat cinta dua remaja.Â
    Perbedaan-perbedaan itu tampak dalam pilihan kata dan penerapan kaidah tata bahasa. Sering pula ragam ini disebut gaya. Pada dasarnya. Setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan menggunakan bermacam ragam bahasa itu. Namun, keterampilan menggunakan bermacam ragam bahasa bukan merupakan warisan, melainkan dapat diperoleh melalui proses belajar, baik melalui pelatihan maupun pengalaman. Keterbatasan penguasaan ragam/gaya menimbulkan kesan bahwa penutur itu kurang luas pergaulannya. Misalnya, anak kecil yang hanya memiliki satu macam gaya, yaitu yang dilakukan di lingkungan keluarganya akan menggunakan gaya itu dalam segala situasi.
    Begitu juga, orang yang hanya menggunakan satu macam gaya, misalnya dalam perintah, untuk berbagai situasi akan menimbulkan kesan bahwa orang itu tidak mau akrab dengan kawan bicara. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau yang dikenal dengan bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara, akan makin resmi dan berarti makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat formalnya, ma kin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H