Kelekatan pada anak sudah terjadi pada saat ia sudah lahir, yaitu dengan orangtua nya terutama pada ibu. Karena sosok ibu adalah figur dan sekolah pertama pada anak. Pada awal-awal anak mulai mengenali yang ada disekitarnya, mengenali keluarganya, dan masih banyak lagi. Hubungan antara orangtua terutama ibu sangatlah harus erat pada anak, karena hal demikian amat sangat berpengaruh pada kehidupannya.
Apabila kelekatan antara orangtua dan anak kurang, maka bisa saja anak tidak terbiasa enjoy untuk bercerita suatu hal atau biasa disebut dengan curhat. Hal itu bisa saja anak mencari orang baru (selain orangtua nya) untuk tempat yang nyaman untuk bercerita, tempat untuk meminta perlindungan, dan secara tidak langsung anak lebih percaya pada orang lain daripada orangtua nya sendiri.
Kelekatan tidak hanya dengan orangtua saja, jadi semisal ibu kita sebagai pengasuh anak orang atau biasa disebut dengan "momong" dalam istilah jawa maka anak yang diasuh mulai saat bayi bahkan ada yang sejak umur 3 bulan hingga anak ini tumbuh menjadi seorang anak-anak berumur 4 tahun. Karena orangtua nya sama-sama memiliki pekerjaan yang sibuk dari pagi hingga sore hari. Dengan adanya keadaan ini, maka anak tersebut terjadi kelekatan pada ibu yang mengasuhnya karena waktunya lebih digunakan pada saat berada dirumah pengasuhnya, dan pada saat dirumahnya memang bermain akan tetapi lebih ke waktu istirahat dan orangtuanya pun istirahat dikarenakan sudah bekerja hingga sore dan merasakan kecapekan. Maka, hal ini anak yang diasuh tidak hanya kelekatan pada orangtua nya saja, bahkan kelekatan terjadi pada bisa dikatakan orangtua baru atau rumah keduanya dan ia pun memiliki rasa kasih sayang, dan nyaman pada saat bersamanya bahkan tidak mau ditinggalkan.
Bisa disimpulkan, bahwa kelekatan adalah suatu hubungan dekat antara anak dan orangtua terutama ibu yang amat berpengaruh pada kehidupan anak. Apabila kelekatan antara anak dan orangtua saling menyatu, maka anak akan merasa nyaman dan menghindari tindakan yang buruk atau tidak diinginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H