Yah, sudah dua puluh dua tahun enam bulan delapan hari engkau membersamai diri ini. Suka duka ayah lalui demi kami. Kerap kali peluh menetes, kau hiraukan hanya demi sesuap nasi.
Yah, selama itu kita bersama tapi tak sedekat ketika bersama ibu. Sejak sekolah menengah engkau tak pernah lagi mengecupku. Pun sekadar bergurau seperti dulu.
Kini, ada yang memintaku darimu. Lalu, tak lama lagi kita akan benar-benar berjarak. Yah, maafkan diri ini, belum bisa menjadi seperti yang kau ingini.
Tepat hari ini kuucapkan, selamat ulang tahun ayah. Panjang umur dan sehat selalu. Tuhan akan selalu memeluk doamu, doaku, dan doa ibu. Aku menyayangimu lebih dari yang kau tahu. Tertanda: anak perempuanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H