Mohon tunggu...
Rani Sabila
Rani Sabila Mohon Tunggu... Lainnya - Penuang rasa

"Live as if you will die tomorrow and learn as if you will live forever" (Mahatma Gandhi)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepucuk Surat untuk Simbok

31 Oktober 2021   08:28 Diperbarui: 31 Oktober 2021   08:54 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat pagi mbok. Pagi ini begitu cerah ya, secerah masa depan Ra inshaa Allah. Mentari pagi begitu menghangatkan. Oiyah, simbok kemana? Mengapa sudah hampir dua bulan tak kunjung pulang?

Tiada lagi kudengar derap langkahmu ke sumur bude. Gemercik air wudhumu pun tak pernah kudengar lagi sejak lama. Ra rindu mbok. Rindu berbincang di kala shubuh menjelang. Rindu kasih sayang yang pernah engkau berikan bahkan yang tak cucu lainmu dapatkan.

Mbok, belum sempat kumeminta maaf, kau pergi tanpa menuntut balas. Tanpa sedikit memberi aba untukku bersiap ke sana. 

Taukah mbok? Derai air mata menitik membasahi sudut bibir di kala malam. Teringat jelas dalam ingatan. Tentang rindu, yah.. Ra merinduimu pulang. Lekaslah pulang, mbok. Bawalah Ra bersamamu.

Lampung, 31 Oktober 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun