Kudapati  anggun parasmu. Menyayangi dengan penuh kasihmu. Ketulusan yang tak pernah membelenggu. Membuatmu berhasil menarik paksa hatiku.
Waktu kian berlalu. Tanpa sedikitpun ragu. Tanpa sedikitpun kelu. Engkau berhasil menetap di hatiku.
Lalu, kita semakin dekat. Hampir tiada jarak. Rapuh, kembali kau peluk erat. Hariku penuh semangat.
Di tengah perjalanan ketika hendak sampai pelaminan kau hadirkan kembali sang mantan. Kau sanjung, kau puja laiknya nirwana di hadapan.Â
Di atas sadar, hatiku bercampur tak karuan bak telur dadar. Lalu, tercabik-cabik dan terbakar. Kisah cintaku perih, pedih, begitu pahit, bahkan lebih pahit dari kopi tanpa gula.
Lampung, 29 Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H