Kebanyakan manusia mencari sesuatu ketika butuh saja, selepasnya tak peduli bagaimana. Terlebih, ketika telah lama bahkan telah rusak, jangankan dicari, melihatnya saja pun sudah enggan. Yah, layaknya diriku yang dicari ketika butuh, dicampakan ketika enggan.
Ingatkah?
Aku yang selalu menemanimu kemanapun engkau pergi. Menjadi alasmu untuk berpijak agar kedua kaki tak terkena duri, atau bahkan agar bersih dan tiada yang mengotori. Sesungguhnya aku tak meminta balas budi, hanya ingin dihargai seperti awal engkau membeli.
Masih kuingat perlakuanmu selama ini, engkau menginjak-injak punggungku bahkan kerap kali tubuhku kau kotori dengan lumpur-lumpur yang mewarnai, aku tak peduli; masih tetap membersamai. Lalu, setelah lama engkau mencampakanku begitu saja. Aku tergantikan oleh yang lebih sempurna.
Sesungguhnya aku tahu, engkau mengetahui isi hatiku yang terlalu pilu, sendu, bahkan tersayat-sayat bagai sembilu. Namun, engkau tak pernah peduli akan hal itu, yang kau tahu aku harus membantumu, ketika tak lagi layak maka engkau akan mengganti dengan yang baru. Mau bagaimana lagi, memang seperti inilah nasibku.
Lampung, 24 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H