Derai hujan menghujam
Teriring alunan musik nan samar
Gemercik membungkam gendang
Telinga terdalam
Pikiran terngiang
Terbayang-bayang
Novel yang kubaca semalam
Hingga pagi menjelang
Otakku mendadak gersang
Tiada kesejukan
Lelapku yang hanya beberapa jam
'Tak membuat mataku terbungkam
Tiada sedikitpun kantuk
Semua orang mendadak sibuk
Kacau!
Apa yang terjadi padaku?
Goresan pena kak Indriani Sonaris
Mencanduiku
Teringat akan sesuatu
Dosen maya; kala itu
Ia mencoba menggodaku
Balasku datar; 'tak menggubris
Acuh 'tak acuh
Tetap saja Ia mendekatiku
"Dosen aneh," gumamku.
Ada ya dosen yang begitu.
Bermanja padaku bak anak kecil.
Membuatku tertawa akan tingkahnya.
Kerap kali Ia menelponku.
Nampak malu-malu.
Sungguh, Ia sangat lucu.
Sesekali meminta maaf karena tetiba menelpon.
"Maaf ya tiba-tiba nelpon."
"Iyah, gak papa, santai saja," ucapku seperti berbicara dengan teman sebaya (jangan ditiru ya, sebab 'tak sopan).
"Tadi tuh refleks, gak tau kenapa tiba-tiba telpon." (Ia nampak salting alias salah tingkah).
"Haha... Tidak apa," sahutku.
Kerap kali Ia menghiburku
Dikala kusendu...
Kali ini, leluconnya sama sekali 'tak lucu.
Tetiba Ia tertawa sendiri.
Dasar dosen maya.
Ia membuatku gila.
Celotehnya selalu membanggakan diri.
Harapnya memotivasi diri ini.
Beberapa pekan tanpa kabar.
Di tengah kegabutan.
"Ran.."
"Ran.."
"Rani.."
"I miss you"
"Aku rindu"
Seketika diri berfikir buruk.
Tiada kumengerti tingkahnya,
Sedikit aneh.
Walau, memang kerap begitu.
Banyak hal positif kudapat darinya.
Motivasi, semangat, puisi, bahkan mengenai kehidupan sehari-hari.
Sungguh, Ia sangat berarti.
Mengayomiku bak adik sendiri.
Terima kasih..
Dosen terkasih.
Haha.. walau, kerap kali kudibuat risih.
Tapi, Ia masih...
(Cekidot)
***
Lampung, 20 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H