Teh merupakan salah satu minuman yang populer di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Minuman sejuta umat ini sudah jadi minuman wajib di setiap restoran, warung makan hingga outlet kaki lima yang dinikmati dalam suasana santai maupun formal.Â
Disajikan dengan berbagai cara mulai dari panas, dingin, tawar, manis hingga olahan teh kekinian dengan berbagai varian rasa dan toping tambahan seperti irisan jeruk, leci, cincau atau susu.Â
Beberapa wilayah di Indonesia merupakan perkebunan penghasil tanaman teh terbaik yang tersebar di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah dan masih banyak lagi. Masing- masing daerah memiliki cita rasa dan cara dalam penyajian teh.Â
Salah satunya adalah teh Ginastel yang menjadi sajian teh lokal asal kota Solo yang ikonik. Wedang teh ini bukan hanya sekadar pelepas dahaga, namun juga menjadi simbol kehangatan dan keakraban khas wong Solo.Â
Sejarah Teh GinastelÂ
Nama teh Ginastel merupakan akronim dari legi, panas, sepat, kentel (manis, panas, sepat, kental). Teh disajikan dalam kondisi panas ditambah rasa manis yang pas serta kekentalan teh yang pekat hasil dari seduhan campuran beberapa daun teh.Â
Awal mula teh Ginastel ini diresepkan dari pawon (dapur) keraton dengan bereksperimen meracik beberapa ramuan daun teh sesuai cita rasa yang diinginkan.Tradisi nge-teh para bangsawan di Keraton Solo ini lalu mulai meluas di kalangan masyarakat Solo dan menjadi tradisi budaya sampai sekarang. Banyak warga asli Solo yang masih rutin nge-teh di sore hari dan menyuguhkan teh Ginastel untuk tamu-tamu yang berkunjung ke rumah.
Hampir semua wedangan atau angkringan (hik) di Solo menyajikan teh Ginastel dengan ramuan khasnya masing-masing. Bahkan beberapa kuliner legendaris di Solo seperti Soto Gading dan Kusuma Sari masih selalu menyajikan ramuan teh Ginastel pada menu minuman tehnya.Â
Tidak hanya itu, saat menggelar acara hajatan pernikahan dengan jamuan piring terbang, teh panas Ginastel selalu menjadi minuman wajib bagi para tamu. Sampai sekarang masih banyak warga Solo yang menggelar resepsi pernikahan dengan jamuan piring terbang dibandingkan prasmanan.