Setiap orang pasti ingin hidup bahagia. Faktanya kadang hidup tidaklah seperti yang dibayangkan. Kita hidup di dunia yang penuh dengan rasa sedih, marah, kecewa, sakit hati, cemas dan banyak emosi negatif lainnya yang mungkin sering menghampiri dalam kehidupan.
Pada akhirnya kita tidak bisa berharap pada hal-hal diluar diri yang akan menjadi sumber kebahagiaan untuk membuat kita bahagia. Satu-satunya yang bisa kita andalkan untuk membangun kebahagiaan kita sendiri adalah dengan mencintai diri sendiri atau self love.
Self love adalah kekuatan yang menjadi fondasi kebahagiaan sejati. Sayangnya, kita justru sering bersikap keras pada diri kita sendiri terutama dengan menolak setiap ketidaksempurnaan, kesalahan, kegagalan dan memperlakukan diri kita layaknya seorang musuh.
Mengapa Kita Membutuhkan Self Love
Menurut Erich Fromm seorang filsuf, psikoanalisis dan sosiolog asal Jerman dalam bukunya The Art of Loving, ia mendefinisikan self love sebagai kemampuan mencintai diri sendiri dengan cara yang sehat, tanpa menjadi egois.Â
Erich Fromm menyatakan bahwa mencintai diri sendiri adalah dasar untuk mencintai orang lain, karena seseorang tidak bisa memberikan cinta kepada orang lain tanpa terlebih dahulu memiliki cinta terhadap dirinya sendiri
Dengan kata lain, self love memberikan kita ruang untuk tumbuh, belajar dari kesalahan, dan memperlakukan diri dengan penuh kasih, tanpa syarat. Dengan mencintai diri sendiri kita akan dapat menghadapi tekanan hidup, tidak mudah emosi, mengurangi kecemasan dan mencegah depresi. Sehingga membantu  menjaga kesehatan mental dan memiliki pandangan hidup yang lebih positif.
Menjadi lebih menghargai diri sendiri, lebih percaya pada kemampuan dan keputusan yang kita ambil yang akan menumbuhkan rasa percaya diri. Hal Ini akan membuat kita merasa cukup dan tidak terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain.
Hubungan dengan orang lainpun menjadi lebih berkualitas karena kita mampu memberikan cinta dan perhatian kepada orang lain tanpa merasa terbebani atau kehilangan identitas diri.Â
Selain itu kita dapat menetapkan batasan dan menghindari hal-hal yang merugikan, seperti hubungan yang toxic atau kebiasaan yang tidak sehat.