Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menelusuri Pasar Gede Solo, dari Berburu Kuliner dan Oleh-oleh hingga Perayaan Imlek

23 Agustus 2024   08:54 Diperbarui: 23 Agustus 2024   11:41 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Intip asli yang baru digoreng. Foto: DokPri/Talitha Edrea

Pasar Gede Hardjonagoro atau yang dikenal dengan Pasar Gede merupakan salah satu pasar tradisional tertua dan terbesar di kota Solo, Jawa Tengah. Pasar ini dibangun pada tahun 1927 oleh arsitek Belanda, Thomas Karsten dan diresmikan oleh Pakubuwono X pada tahun 1930.

Desain arsitekturnya yang memadukan gaya kolonial Belanda dengan elemen lokal Jawa, membuat pasar ini memiliki nuansa yang khas dan menarik. Bangunan pasar yang megah dengan atap tinggi dan struktur bangunan yang kokoh membuatnya terlihat sangat fotogenik.

Ciri khas lainnya adalah jam besar yang letaknya tepat berada di depan Pasar Gede. Bangunan jam ini telah ada sejak zaman kolonial Belanda, dan usianya hampir setua Pasar Gede itu sendiri. Jam tersebut menjadi salah satu spot favorit bagi mereka yang ingin mengabadikan momen di sekitar Pasar Gede.

Destinasi Wisata dan Kuliner Legendaris di Pasar Gede

Aneka Lenjongan di Pasar Gede. Foto: DokPri/Rania Wahyono
Aneka Lenjongan di Pasar Gede. Foto: DokPri/Rania Wahyono

Pasar tradisional ini bukan hanya sebagai pusat aktivitas perdagangan dan berbelanja kebutuhan sehari-hari, tetapi juga destinasi wisata yang kini semakin populer di kalangan anak muda dan traveler karena keunikannya.

Aneka sambal pecel kacang dengan berbagai level pedas dan sambal wijen. Foto: DokPri/Rania Wahyono
Aneka sambal pecel kacang dengan berbagai level pedas dan sambal wijen. Foto: DokPri/Rania Wahyono

Selain itu Pasar Gede juga dikenal sebagai surga kuliner dengan berbagai macam makanan dan kudapan khas Solo yang legendaris dan sudah turun temurun. Jadi, sayang bila dilewatkan.

Pagi hari diawali dengan kehangatan Soto daging Bu Harini di pojokan dalam pasar Gede. Lanjut dengan aneka lenjongan, brambang asem atau jajanan pasar yang beraneka ragam. 

Dan pastinya yang tidak boleh di-skip, es Gempol Plered dan es Dawet Telasih yang banyak dijual oleh beberapa penjual dawet dan tak kalah enak dengan Dawet Bu Dermi yang sudah populer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun