Tanggal 6 Agustus 1945 merupakan hari yang akan selalu diingat sebagai momen kelam dalam sejarah dunia. Bom nuklir pertama kali dijatuhkan di atas kota Hiroshima oleh Amerika Serikat yang menandai berakhirnya Perang Dunia II.
Bom atom yang bernama Little Boy meledak di atas kota Hiroshima pada pukul 08:15 pagi. Ledakan bom atom ini menghasilkan panas yang luar biasa, gelombang tekanan yang dahsyat dan radiasi berbahaya yang menewaskan sekitar 140.000 orang.Â
Korban tewas terdiri dari warga sipil, termasuk anak-anak, orang tua dan wanita serta tenaga medis dan pekerja yang berusaha memberikan bantuan. Mereka yang selamat mengalami luka bakar parah, kerusakan organ dan efek jangka panjang dari radiasi yang menyebabkan berbagai penyakit serius pada para penyintas seperti leukemia dan kanker lainnya.
Sejumlah besar bangunan di pusat kota luluh lantah, kebakaran besar menyapu seluruh area. Meninggalkan kota dalam keadaan porak-poranda dan penderitaan yang tak terbayangkan.
Taman Perdamaian HiroshimaÂ
Taman Perdamaian Hiroshima menjadi tempat simbolis bagi warga Hiroshima setelah bangkit dari puing-puing kehancuran. Dibangun pada tahun 1949, area seluas 120.000 meter persegi ini dulunya merupakan pusat komersial dan permukiman yang menjadi titik pusat ledakan bom.
Taman Perdamaian terletak di jantung kota Hiroshima sepanjang sungai Motoyasu. Tempat ini didedikasikan bagi para korban pengeboman dan menjadi simbol dari komitmen dunia untuk menolak penggunaan senjata nuklir di masa depan demi perdamaian dunia.
Di taman ini terdapat beberapa monumen penting diantaranya Kubah Genbaku, Memorial Tower to The Mobilized Student, Tugu Peringatan (Cenotaph), Lonceng Perdamaian, Api Perdamaian, Museum Peringatan Perdamaian, Fountain Of Prayer dan Monumen Perdamaian Anak untuk mengenang Sadako Sasaki seorang gadis kecil yang meninggal akibat terkena radiasi.Â
Museum Peringatan Perdamaian selain bertujuan untuk mendokumentasikan dan mengenang tragedi juga untuk menyampaikan pesan penting akan dampak dari bom atom dan perang nuklir.Â
Dokumentasi foto-foto, video dan film dokumenter di dalam museum memperlihatkan kehancuran kota dan testimoni dari para korban selamat (hibakusha)Â yang memberi gambaran nyata tentang kengerian dan penderitaan yang mereka alami.