Tiwul atau ada yang menyebutnya oyek adalah salah satu makanan tradisional terbuat dari singkong yang telah dikeringkan menjadi gaplek. Kemudian gaplek ini ditumbuk halus atau digiling lalu diolah menjadi tiwul.
Di era penjajahan Belanda dan Jepang, tiwul menjadi makanan pokok pengganti nasi karena kala itu nasi atau beras sulit didapatkan dan harganya sangat mahal. Bahkan setelah Indonesia merdeka di beberapa wilayah yang tandus dan sulit air seperti Gunung Kidul, Wonogiri dan Pacitan masih mengkonsumsi tiwul sebagai makanan pokok pengganti beras.
Karena wilayah yang kering dan sulit air hanya singkong yang mudah untuk tumbuh dan bisa bertahan hidup sehingga banyak warganya yang menanam singkong. Tak heran di Wonogiri, Gunung Kidul, Pacitan dan Blitar sampai sekarang masih banyak dijumpai menu makanan tiwul atau sego tiwul di restoran atau warung makan sebagai kuliner tradisional khas daerah setempat.
Kandungan Gizi dan Manfaat Bagi Kesehatan
Mungkin yang belum banyak diketahui orang adalah bahwa tiwul juga memiliki kandungan nilai gizi yang tinggi dan dapat menjadi pengganti nasi yang sehat.
Dilansir Fatsecret.co.id, dalam setiap 100 gram tiwul mengandung energi sebesar 147 kilokalori, 1,25 gram protein, 35,08 gram karbohidrat dan 0,26 gram lemak. Selain itu, tiwul juga mengandung 250 miligram kalium serta 192 miligram sodium.Â
Kandungan serat dalam tiwul bagus untuk pencernaan dengan mencegah sembelit dan hanya makan sedikit saja sudah mengenyangkan. Selain itu kandungan karbohidratnya lebih rendah dari nasi putih dan bebas gluten sehingga cocok untuk diet menurunkan berat badan.Â
Bahkan tiwul juga bagus bagi penderita diabetes karena memiliki memiliki indeks glikemik (ukuran seberapa cepat makanan meningkatkan kadar gula darah setelah dikonsumsi) yang lebih rendah dibandingkan dengan nasi putih.Â
Makanan dengan indeks glikemik rendah cenderung menyebabkan kenaikan glukosa darah yang lebih lambat dan lebih stabil yang dapat membantu mengendalikan kadar gula darah. Maka biasanya para penderita diabetes dianjurkan untuk memakan umbi-umbian sebagai pengganti nasi putih.