Akhir tahun nanti salah satu kerabat saya akan menyelenggarakan resepsi pernikahan putrinya. Momen ini dimanfaatkan keluarga besar sekaligus sebagai ajang silaturahmi untuk berkumpul bersama. Tentu saja di resepsi nanti ingin tampil dengan penampilan yang terbaik.
Sepupu saya menelpon, dengan nada menyesal dia bercerita bahwa telah berbelanja hampir dua juta untuk busana dan kelengkapan yang akan dipakai di resepsi nanti. Padahal tadinya hanya berencana membeli selendang untuk menunjang penampilan busananya saja. Tetapi dia akhirnya memutuskan membeli selendang beserta kain batiknya yang dijual satu set saat flash sale di salah satu marketplace.
Bukan hanya itu saja, pada salah satu penjualan secara live streaming seorang influencer terkenal yang menjadi host terus berusaha meyakinkan para penontonnya bahwa discount cuci gudang hanya akan diberikan saat Harbolnas saja. Ditambah lagi jika membeli saat live streaming akan mendapat tambahan bonus discount sekaligus bebas ongkir.
Ketika host memperagakan tas clutch dan sepatu, terlihat senada dan sangat cocok bila dipadukan dengan kain batik dan selendang yang barusan dibeli. Dengan perpaduan ini maka penampilan pasti akan terlihat modis dan akhirnya diapun membeli keduanya.Â
Hingga akhirnya baru tersadar bahwa telah menghabiskan terlalu banyak uang untuk belanja online. Uang dua juta bukan uang yang sedikit,padahal masih banyak koleksi kain batik yang jarang dipakai, sepatu dan tas yang lama pun masih bagus dan terlihat matching jika dipadukan.
Kebutuhan atau Keinginan?
Harbolnas 12.12 atau Hari Belanja Online Nasional adalah event yang selalu ditunggu-tunggu banyak orang karena pada tanggal tersebut penjual memberikan diskon besar-besaran, cashback, promo cuci gudang dan gratis ongkir yang dapat membuat kamu tergoda untuk belanja secara impulsif.
Kebutuhan seseorang akan meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan dan kualitas hidupnya. Hal tersebut wajar, namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana membedakan mana yang benar-benar kebutuhan dan mana hal yang hanya bersifat keinginan agar tetap bijaksana dalam mengambil keputusan untuk membeli barang.
Kebutuhan adalah suatu hal yang dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan, keinginan adalah pilihan-pilihan yang muncul dari hasrat akan hal-hal yang diharapkan dapat dipenuhi. Keinginan yang tidak terpenuhi tidak akan menghambat kehidupan dan bukan suatu hal yang mendesak.Â
Contohnya saat kamu akan membeli handphone untuk mengganti handphone lama yang rusak. Akan muncul banyak pilihan handphone dengan spesifikasi tinggi yang harganya hampir dua kali lipat dari budget harga yang kamu butuhkan.
Maka handphone dengan spesifikasi tinggi sifatnya hanyalah keinginan. Banyaknya fitur dan keunggulannya tidak benar-benar hal yang dibutuhkan sesuai tujuanmu semula yaitu hanya untuk mempermudah komunikasi.
Selanjutnya kamu mungkin akan ditawarkan membeli earphone yang mana aksesoris ini juga bukan merupakan kebutuhanmu sehingga termasuk dalam kategori keinginan.Â
Cara Menghindari Godaan Belanja Impulsif
Momen Harbolnas bila dimanfaatkan dengan cermat dapat menghemat pengeluaran dan memberikan keuntungan lebih. Cashback atau selisih harga dari promo yang didapatkan bisa ditabung atau untuk membeli kebutuhan yang lain.
Tetapi jika berbelanja kalap tanpa perhitungan serta berpikir panjang atau yang sering disebut belanja impulsif, maka yang terjadi justru pemborosan karena membeli barang yang tidak dibutuhkan seperti yang dialami oleh sepupu saya.
Berikut ini tips agar terhindar dari godaan belanja impulsif di kemudian hari.Â
1. Fokus pada kebutuhanmu bukan keinginanmu. Bedakan antara pengeluaran yang sifatnya untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Tidak perlu terpengaruh dengan diskon atau promo bundling yang ditawarkan.Â
2. Memiliki target dan prioritas yang jelas dalam keuangan dengan menetapkan batas anggaran sebelum memulai belanja. Ini membantu mengontrol pengeluaran sehingga tidak mudah mengeluarkan uang untuk hal-hal yang berada di luar tujuan dan prioritasmu.
3. Gunakan Aplikasi Perbandingan Harga
Manfaatkan aplikasi perbandingan harga untuk memastikan mendapatkan penawaran terbaik. Ini membantumu memilih penjual yang memberikan harga termurah untuk barang yang kamu inginkan.
4. Tidak akan membeli barang karena fenomena FOMO (Fear Of Missing Out) atau khawatir ketinggalan momen promo belanja discount besar-besaran di Harbolnas.Â
Hindarilah terburu-buru dalam membuat keputusan. Pertimbangkan kembali apakah barang tersebut benar-benar diperlukan sebelum memutuskan untuk membeli.
5. Buat Daftar Belanja Terencana
Sebelum Harbolnas dimulai, buat daftar belanjaan yang terencana. Tentukan barang apa yang benar-benar kamu butuhkan, dan patuhi daftar tersebut untuk menghindari godaan belanja impulsif.
Mencatat daftar kebutuhan yang dibutuhkan saat ingin melakukan aktivitas belanja sehingga dapat membelanjakan uang dengan bijak sesuai dengan apa yang sudah ada dalam list belanjaanmu.
6. Kemudahan transaksi di era digital membuat cenderung lebih konsumtif. Adanya dompet digital, mobile banking, pay later hingga sistem COD membuat semakin mudah dalam berbelanja sehingga sering kali terjebak pada pembelian yang tak direncanakan.
Maka ada baiknya jika memiliki rekening terpisah untuk menabung dan untuk transaksi belanja. Usahakan untuk menabung dan memisahkan porsi tabungan di awal bulan dan menyediakan uang sesuai alokasi kebutuhan di rekening transaksi agar memudahkanmu untuk tetap berkomitmen pada perencanaan keuangan yang telah kamu tetapkan.
***
Harbolnas menjadi waktu yang menyenangkan untuk berbelanja online, tetapi kesadaran dan pengendalian diri sangat diperlukan agar tidak terjebak pada godaan pembelian impulsif yang akan meninggalkan penyesalan di kemudian hari.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H