Maulana Jalaluddin Rumi, salah satu tokoh sufi asal Persia dan penyair besar abad 13 yang telah melahirkan banyak karya sastra indah sarat dengan makna mendalam. Karya-karyanya melampaui batas-batas cinta manusia biasa dan telah menginspirasi jutaan jiwa sepanjang masa.
Dalam puisi-puisinya, Rumi sering menggunakan bahasa metafora dan simbolis untuk menggambarkan cinta sebagai perjalanan spiritual dan harmoni dalam kehidupan.
Rumi memiliki pandangan tersendiri dalam mendefinisikan konsep tentang cinta. Untuk itu, mari kita telusuri konsep dan falsafah cinta Jalaluddin Rumi yang akan membawa kita dalam perjalanan menuju samudra cinta yang tak terbatas.
Cinta Adalah Perjalanan Menuju Tuhan
Cinta adalah energi Ilahi yang menghidupkan segala sesuatu dan bersifat universal. Artinya cinta bukan hanya sebagai perasaan manusia terhadap manusia, melainkan dengan seluruh alam semesta serta hubungan antara manusia dengan Tuhan.Â
Cinta sering disamakan dengan pencarian Tuhan, hubungan antara manusia dan Tuhan digambarkan sebagai hubungan cinta yang mendalam. Rumi meyakini bahwa cinta adalah kekuatan terbesar di alam semesta, dan tujuan utama cinta adalah mencapai penyatuan jiwa dengan sumber kehidupan yang hakiki, yaitu Sang Pencipta. Inilah yang menjadi ikatan benang merah yang menghubungkan jiwa pencari dengan Tuhan. Sebuah ikatan yang tak terputus oleh ruang dan waktu.
Melalui cinta, kita diajak untuk meninggalkan batas-batas ego dan membebaskan diri dari belenggu materi. Sehingga kita akan menemukan jalan menuju kebenaran sejati dimana kita merasakan kehadiran-Nya dalam setiap detik kehidupan.
Semua bentuk cinta di dunia ini hanyalah bayangan kecil dari cinta Tuhan. Ketika cinta kita pada Tuhan menjadi tujuan utama, maka cinta yang lain akan mengikuti alirannya dengan harmonis.
Baca juga: Hiduplah Saat Ini, di Sini dan Sekarang"Sekuat apapun rindu pada sesuatu, jangan jadikan selain Aku sebagai tujuanmu."
Cinta sebagai Hubungan Antar Manusia