Mohon tunggu...
Rani Indriyani
Rani Indriyani Mohon Tunggu... Lainnya - MM-Uniba

Mahasiswa Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Bina Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Money

Jerit Tangis Pengrajin Emping Melinjo pada Masa Covid-19

7 Desember 2021   17:15 Diperbarui: 7 Desember 2021   17:20 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Mediaindonesia.com

Corona Virus Deasease atau yang lebih dikenal dengan nama Covid-19 adalah virus, berdasarkan berbagai informasi, berasal dari China dan menyebar secara cepat ke seluruh dunia. Penyebaran virus ini memberikan dampak yang cukup besar bagi berbagi sisi kehidupan. Bagi UMKM, Pandemi Covid-19 ini berdampak pada sisi permintaan dan penawaran (Febrantara, 2020). Sebab tersebut berakibat pada keengganan masyarakat untuk bekerja dan bahkan bekerja secara serabutan. Hal ini tentu berakibat pada hilangnya / berkurangnya pendapatan masyarakat. Pil pahit harus ditelan oleh pekerja atas pemutusan hubungan kerja secara sepihak (Sugiri, 2020).

Sektor ekonomi sebagai salah satu yang terpenting, karena bersentuhan secara langsung dengan kemampuan msyarakat untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, seperti membeli kebutuhan pokok, pakaian dan kebutuhan pendidikan anaknya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang anjlok pada masa pandemic covid-19 ini juga berdampak dan dirasakan oleh masyarakat kecil di Kabupaten Pandeglang. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara besar-besaran membuat banyak masyarakat di Kabupaten pandeglang yang kehilangan pekerjaanya.

Hal ini merupakan tugas berat pemerintah untuk kembali membangkitkan perekonomian masyarakat yang terdampak secara langsung setelah nantinya Pandemi Covid-19 ini berakhir. Memang telah banyak sekali kebijakan pemerintah yang dikeluarkan selama masa pandemic Covid-19 ini guna membantu masyarakat yang terdampak langsung seperti bantuan sembako, bantuan langsung tunai, bantuan subsidi listrik, bantuan subsidi upah. Tetapi Pandemi ini dirasa masih akan berlansung relative lama, dan belum ada tanda – tanda akan berakhir.

Sektor ekonomi merasakan dampaknya. Mulai dari pariwisata ditutup, rumah makan dibatasi, pembatasan acara hajatan, pengalihan sekolah dari tatap muka menjadi daring, dan sulitnya pemasaran produk UMKM dan pertanian. Banyak sekali pedagang dan pemilik usaha UMKM yang gulung tikar. Hal ini membuat pemasukan kas daerah Kabupaten Pandegalng mengalami penurunan sebagai dampak dari pandemic Covid-19.

Termasuk pada elemen terkecil dari Negara yaitu rumah tangga/keluarga. Kecilnya pendapatan dan besarnya pengeluaran sering menjadi masalah yang dihadapi (Stephen dalam Faridatul Khasanah & Rinda Asytuti, 2020). Hal itu membuat setiap orang berfikir keras bagaimana jalan untuk meningkatkan pendapatan. Solusi yang bisa dilakukan adala dengan bekerja pada industry kecil di pedesaan. Hal ini dikarenakan kemampuan industry kecil untuk bertahan terbukti lebih kuat dan usaha kecil sangat berperan dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru (Widiawati dalam Faridatul Khasanah & Rinda Asytuti, 2020).

Sebagian besar masyarakat kita, melihat bahwa peran perempuan bagi ekonomi keluarga cendrung dipandang sebelah mata. Pandanan bahwa laki – laki tetap sebagai tulang punggung keluarga masih melekat di masyarakat terutama di pedesaan. Akibatnya perempuan yang bekerja membantu ekonomi keluarga cuma dianggap sebagai tambahan saja (Farida, 2011).

Termasuk pada buruh pengrajin emping melinjo di Kabupaten Pandeglang. Mereka juga berusaha membantu ekonomi keluarga dengan bekerja penuh atau paruh waktu, meskipun terjadi penurunan pendapatan selama covid-19.

 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak Pandemi Covid-19 terhadap para buruh pengrajin emping melinjo di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang.

Dampak Pandemi Covid-19 di Kabupaten Pandeglang

Selama masa pandemi Covid-19 konsumsi dan daya beli masyarakat menurun sehingga tenaga kerja kehilangan pendapatan sehingga hal ini berpengaruh terhadap tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat terutama pekerja yang bersifat informal dan pekerja harian. Pada aspek perusahan selama pandemi covid-19 juga mengalami dampak terutama di sektor perdagangan, transportasi, dan pariwisata. Sehingga banyak sekali perusahan- perusahan selama pandemi ini mengurangi tenaga kerja ataupun bahkan menutup perusahan karena terdampak dari pandemi Covid-19. Pada akhirnya berdampak pada perekonomian Indonesia.

Kabupaten Pandegalng juga merasakan dampak ekonomi dari Pandemi Covid-19 ini Banyak sekali tenaga kerja yang berasal dari Kabupaten Pandeglang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini tentunya akan menimbulkan permasalahan yang harus diatasi oleh Pemerintahan Kabupaten Pandeglang selama masa pandemi Covid- 19 terutama di bidang ekonomi.

Kabupaten Pandeglang merupakan daerah yang memiliki keunggulan di bidang ekonomi terutama di sektor pertanian dan pariwisata. Di sektor pertanian terutama Padi, Jagung dan melinjo selama masa pandemi Covid-19 tidak berdampak signifikan karena di Kabupaten Pandeglang melakukan Panen Raya besar- besaran sehingga sumber pokok di Kabupaten Pandeglang terpenuhi dengan baik. Dari data Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang luas panen padi mencapai angka 49.370 hektare atau produksi gabah mencapai 255.342 ton. (dispertan, 2020) Sedangkan luas Tetapi permasalahan yang di hadapi selama masa pandemi Covid-19 ini yaitu permasalahan distribusi barang dagang yang sulit sekali untuk mendistribusikan barang dagang keluar wilayah Kabupaten Pandeglang. Sehingga banyak sekali para petani yang merasakan keluhan-keluhan selama masa pandemi Covid-19 karena tidak bisa mendistribusikan barang dagang nya keseluruhan wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan menurunnya daya jual di masyarakat sehingga petani mengalami keuntungan yang sedikit selama panen raya di pandemi Covid-19.

Tidak hanya itu, dampak pandemi Covid-19 membuat semua kalangan masyarakat mengalami dampak dari pandemi Covid-19 ini, salah satunya dengan cara menggadaikan harta mereka kepada para pegadaian, hal ini bertujuan untuk kebutuhan sehari-hari selama pandemi Covid-19 dengan cara ini supaya masyarakat bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Angka nasabah yang menggadaikan harta benda ke pegadaian di Kabupaten Pandeglang, meningkat drastis. Hal ini tentunya dampak dari pandemi Covid-19, akhirnya banyak masyarakat Pandeglang pergi ke Pegadaian untuk menggadaikan harta bendanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, banyak sekali dampak yang di rasakan oleh masyarakat Kabupaten Pandeglang khususnya di bidang ekonomi.

Strategi Bertahan Hidup

Strategi bertahan hidup merupakan suatu kemampuan seseorang dalam menerapkan cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya, termasuk dalam mengatasi situasi yang dialami di tengah pandemi Covid-19.

Pada saat waktu yang baik, pendapatan pengrajin emping melinjo di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang yang diperoleh cukup baik, dibandingkan dengan tingkat pendapatan waktu susah seperti pada saat pandemic covid-19 ini harus tetap mempertahankan kelangsungan hidup, dengan segala sumber daya yang dimiliki     mereka     mengatasi          dan menghadapi masa yang susah dengan cara- cara mereka sendiri. Scott (1988) mengemukakan bahwa dalam situasi kondisi untuk survival, keluarga miskin akan menempuh prinsip mendahulukan selamat sebagai upaya dalam mempertahankan kelangsungan hidup.

Pada saat harga emping di pasaran turun drastic. Penurunan harga ini berdampak pada Pengrajin Emping rumahan asal Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang. Penghasilan para pengrajin pun berkurang drastic terutama buruh harian pengrajin emping melinjo. Mereka tidak mempunyai lahan untuk dikelola, tetapi cuma membantu pengusaha emping melinjo untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.

Snel dan Staring dalam Resmi Setia (2005; 6) mengemukakan bahwa strategi bertahan hidup adalah sebagai rangkain tindakan yang dipilih oleh individu dan rumah tangga secara sosial ekonomi. Dalam menyusun strategi individu tidak hanya menjalankan satu jenis strategi saja, sehingga kemudian muncul istilah (multiple survival strategies) atau strategi bertahan jamak. Selanjutnya Snel dan Staring mengartikan hal ini sebagai kecendrungan pelaku-pelaku atau rumah tangga untuk memiliki pemasukan dari berbagai sumber daya yang berbeda, karena pemasukan tunggal terbukti tidak memadai untuk menyokong kebutuhan hidupnya. Strategi yang berbeda-beda ini dijalankan secara bersamaan dan akan saling membantu ketika ada strategi yang tidak bias berjalan dengan baik.

Ternyata bentuk-bentuk strategi bertahan hidup berbeda-beda dan terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan alas an anak turun kejalan dengan bentuk strategi bertahan hidup yang mereka jalani. Hal ini sesuai dengan fenomena yang terjadi pada aktifitas yang dilakukan oleh Pengrajin emping melinjo Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang. Dengan kondisi ekonomi yang serba sulit, semangat kerja mereka tetap bertahan, yang telah termakan waktu tidak menurunkan semangat mereka untuk tetap bekerja.Keinginan untuk maju dan menginginkan hidup sejahtera bagi keluarga, menjadi alasan yang utama mereka melakukan dan tujuan mereka dalam bertahan hidup.

Ketika peneliti mengajukan pertanyaan “Apakah pendapatannya memadai?”. Informan menyatakan bahwa gaji yang diperoleh tidak sesuai. Menurutnya antaraa gaji dan system kerjanya tidak seimbang, tetapi tetap bertahan karena Cuma pekerjaan ini yang dapat dilakukan, untuk bisa mencari pekerjaan lain saat ini sangat sulit. Ini dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.

Berdasarkan hasil wawancara juga diperoleh data bahwa para pengrajin mencari strategi lain untuk bisa bertahan hidup di tengah pandemic covid-19. Strateginya dengan tetap menggarap lahan di sekitar rumah dengan menanam sayuran, memelihara ayam, dan mensiasati belanja dapur.

Seperti yang digambarkan diatas, banyak yang menghadapi permasalahan dalam menghadapi kehidupan mereka yang berbeda dari daerah asalnya, permasalahan yang dihadapi yakni mereka mau tidak mau harus menghadapi kehidupan mereka yang baru, bersaing dengan masyarakat yang ada di tempat mereka yang sama melakukan bertahan hidup serta berusaha keras supaya yang mereka lakukan benar- benar sesuai dengan tujuan yang mereka harapkan.

Semua orang dapat melakukan kegiatan bertahan hidup akan tetapi tidak juga semua mereka yang melakukan bertahan hidup dapat berhasil dalam bertahan hidup di suatu daerah, ketidakmampuan, hidup sederhana, rumah tidak layak huni, hal ini merupakan gambaran bahwa seseorang yang bertahan hidup tidak berhasil dalam bertahan hidup, fenomena ini yang sering terjadi terutama bagi pengrajin emping melinjo di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang.

Segala sesuatu mempunyai harga, ukuran nilai dalam suatu kuantitas yang menentukan sifat umum dan keseimbangannya. Tak ada satu pun yang punya nilai dalam dirinya. Setiap nilai ditentukan melalui hubungannya dengan pasar dan ini termasuk juga nilai hidup kita, dan diri kita. Hidup kita telah dipisah menjadi unit-unit waktu yang telah ditentukan dan kita diharuskan untuk menjualnya agar dapat membeli kemampuan untuk bertahan hidup. Kita membelinya dalam bentuk benda-benda yang di dalamnya juga tersimpan energi dan hidup orang lain yang telah dicuri untuk diubah menjadi menjadi komoditas yang dapat dijual. Inilah realita ekonomi pada masyarakat setiap harinya.

Pada Pengrajin emping melinjo Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglangjuga mempunyai ukuran nilai- nilai dalam mempertahankan hidupnya sehari-hari, karena tujuan utama masyarakat tersebut yaitu bagaimana mereka bisa tetap bertahan hidup dengan kondisi serba kekurangan ini. Namun Pengrajin emping melinjo Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang ini tetap menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

Setiap manusia mempunyai tujuan dalam menjalankan kehidupannya, begitu juga bagi Pengrajin emping melinjo Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang. Dalam mempertahankan hidupnya, Pengrajin emping melinjo Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglangtetap berusaha agar kehidupan mereka bisa lebih baik lagi agar kesejahteraan mereka bisa meningkat.

Pengrajin emping melinjo Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang ini tetap berusaha untuk mengembangkan dan meningkatkan pekerjaan yang mereka jalankan. Sekurang-kurangnya mereka mempunyai keahlian dalam bidang pekerjaan yang mereka kerjakan. Latar belakang kurang terpenuhinya bidang pendidikan pada Pengrajin emping melinjo Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglangini adalah perekonomian yang tidak mencukupi, karena bagi mereka mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan sehari-hari sangat lebih penting. Setiap harinya masyarakat tersebut harus memikirkan apa dan bagaimana memperoleh uang untuk bisa tetap bertahan hidup, walaupun kondisi besok harinya akan lebih sulit dari pada kondisi sebelumnya. Pemikiran ini yang selalu ada di pikiran masyarakat tersebut, sehingga kurang memikirkan hal-hal yang lainnya.

Keadaan ekonomi akhir-akhir ini di tengah pandemic covid-19 yang semakin sulit ini tidak menyurutkan semangat para pengrajin emping melinjo di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang untuk tetap bertahan, apalagi penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan yang mereka lakukan tidak sebanding dengan waktu dan energy yang dikeluarkan.

Kebijakan – kebijakan pemerintah yang berlaku menambah sulitnya kehidupan mereka di pedesaan. Tidak sedikit di antara masyarakat, khususnya para pengrajin emping melinjo di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang yang harus keluar rumah dan tidak mematuhi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk bertahan hidup. Mereka tidak berfikir bagaimana mematuhi protocol kesehatan, seperti memakai masker, karena pilihan hidup yang sulit membuat mereka lebih memilih memanfaatkan uang yang ada untuk membeli kebutuhan sehari – hari daripada membeli masker. Mendahulukan kebutuhan pokok seperti membeli beras dan sedikit sayuran untuk di konsumsi sehari –hari.

Jerit tangis dan derita yang dirasakan mereka sangat bertubi-tubi. Ketika anak harus sekolah secara online, mengharuskan mereka membeli kuota internet dan perangkat telepon pintar. Harga – harga kebutuhan pokok yang juga melonjak di awal pandemic. Sedangkan penghasilan yang mereka perolah menjadi menurun drastic. Tentu tidak ada yang menginginkan hidup dalam kondisi sulit saat ini.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

  • Pengrajin emping melinjo di Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang merasakan sekali dampak ekonomi di masa pandemic covid-19 seperti penurunan penjualan dan penurunan pendapatan yang diperoleh disbanding sebelum masa pandemic covid-19
  • Berdasarkan strategi bertahan hidup, Pengrajin emping melinjo Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang di lokasi penelitian tetap berusaha memenuhi kebutuhan keluarga mereka dengan sebaik- baiknya, salah satu contohnya: melakukan penghematan atau menyimpan sebagian pendapatan dari mata pencaharian mereka, memanfaatkan lahan sekitar rumah dengan menanam sayur dan memelihara ayam.

Saran

Dari hasil penelitian ini ada beberapa saran yang perlu penulis berikan dalam tulisan ini yaitu sebagai berikut:

  • Strategi Adaptasi dalam kehidupan Pengrajin emping melinjo Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang ini hendaknya dijadikan pendorong kemajuan daerah dan Kelurahan dimasa yang akan datang.
  • Diharapkan kepada pemerintah (instansi terkait) lebih memperhatikan keadaan Pengrajin emping melinjo Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang agar dapat membantu meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya.
  •  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun