Mohon tunggu...
Rani Nurlinda
Rani Nurlinda Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu muda

seorang perempuan yang sedang berjuang meraih ridho suami dan surganya Allah SWT

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu Sekolah Pertamaku

2 Desember 2020   18:27 Diperbarui: 2 Desember 2020   18:36 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Awalnya saya pikir agak sulit dan sedikit mustahil mengajari anak 2 tahun menghafal sesuatu yang bukan menjadi Bahasa ibu atau Bahasa kesehariannya. Namun ternyata jika Allah berkehendak, tidak ada yang mustahil. Anakku yang sekarang baru menginjak 2,5 tahun  sudah menghafal lebih dari 10 surat pendek, adzan, dan sholawatan meskipun agak terbata-bata dengan suara imut khas anak bayi, MasyaAllah tabarakallah. 

Orang tua yang baik adalah orang tua yang senantiasa bersyukur kepada Allah SWT, Sang Pencipta, karena sudah diberikan amanah anak, sehingga dapat merawat dan mendidiknya secara ikhlas, serta menjadikan anak pribadi yang beriman dan bisa berguna bagi sesama. Bercita-cita memiliki anak yang Sholeh/Sholehah, harus didasari dari niat baik orang tua, lalu dilanjutkan dengan mendidiknya sedini mungkin. 

Setiap anak lahir dalam keadaan suci, tanpa dosa. Tidak ada perilaku buruk anak karena karakter alami atau bawaan lahir, biasanya hal tersebut dilakukannya berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dipelajari dari lingkungan hidupnya sehari-hari. Maka dari itu Orang tua harus menciptakan lingkungan yang baik bagi anak-anaknya agar mereka terbentuk menjadi pribadi yang baik pula.

Pasca melahirkan, ditengah-tengah merawat dan mendidik anak, aku mulai tersadar, betapa besar dan berat pengorbanan orangtuaku dulu dalam mendidik, merawat dan membesarkanku hingga mendapatkan pendidikan tinggi. 

Terjawablah semua pertanyaan-pertanyaanku sewaktu kecil, ternyata benar-benar tidak mudah dan butuh kesabaran ekstra menjadi orang tua.  Seorang ibu harus rela terkuras waktu, tenaga dan pikirannya untuk anak juga suami. 

Jika sang anak melakukan hal atau kesalahan yang tidak kita kehendaki, sesuatu yang sangat wajar terjadi, jika dulu orang tuaku mudah tersulut emosinya. Aku pun sering marah, namun tetap berusaha sabar dan tidak main tangan serta menasehatinya baik-baik saat anak tidak menurut dengan perintahku agar tidak membekas di hati. 

Iya, semua yang orang tua lakukan, bentakan, omelan dan nasehatnya untuk anak pasti ternyata punya maksud sendiri, yaitu karena mereka sayang dan ingin anaknya menjadi pribadi yang lebih baik.

Begitu banyak peran ibu sebagai sosok yang pertama-tama membantu kita mengetahui banyak hal, sampai-sampai tidak dapat di bayar dengan materi sebesar apapun. Dari perjuangan seorang ibu pula aku bisa menjadi orang yang sukses dan bahagia seperti sekarang. Ibu yang pertama mengajari kita mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk, berpondasi pada ajaran  agama. 

Selanjutnya sekarang, aku akan teruskan sebuah misi penting sebagai seorang ibu, yaitu berusaha tetap ikhlas dan berjuang mengajari anakku hal-hal  baru yang tidak dia ketahui, mengenalkannya pada agama dan menjadikannya anak sholeh yang sukses, bahagia dan berguna bagi sesama. Tidak salah jika aku dan anakku menyebut bahwa IBU, SEKOLAH PERTAMAKU. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun