Mohon tunggu...
Rani latifah
Rani latifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswi universitas pamulang yang memiliki hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Antisipasi Krisis Pangan Global dengan Diversifikasi Pangan Lokal

9 Desember 2023   11:49 Diperbarui: 9 Desember 2023   11:51 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam perkembangan dunia saat ini, permasalahan gizi menjadi topik yang menarik dan masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Jika kita hanya dapat mempertahankan hidup dengan mengonsumsi makanan, bagaimana mungkin makanan tersebut tidak menjadi kebutuhan dasar jutaan orang di seluruh dunia? Maka tidak mengherankan jika pangan telah menjadi masalah global yang perlu dipecahkan. Apalagi ketika gizi terancam berupa krisis pangan yang meluas di beberapa negara, terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Krisis pangan global menjadi ancaman bagi semua negara, termasuk Indonesia.

Paradigma kebijakan pangan yang diterapkan di Indonesia harus beralih dari ketahanan pangan menjadi kemandirian pangan agar Indonesia tidak bergantung pada negara lain, khususnya dalam masalah pangan. Salah satu upaya yang tepat untuk mencapai kemandirian pangan dan mencegah krisis pangan adalah dengan melakukan diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan adalah proses penganekaragaman pangan atau peningkatan konsumsi berbagai pangan sesuai dengan prinsip gizi seimbang. Selain itu juga, Diversifikasi pangan merupakan upaya untuk mendorong masyarakat agar memvariasikan makanan pokok yang dikonsumsi sehingga tidak terfokus pada satu jenis saja. Salah satu kendala pengembangan pangan lokal adalah ketidakmampuan mengembangkan produk turunan yang mudah diterima dan tersedia bagi masyarakat. Selain itu, keyakinan bahwa nasi adalah satu-satunya makanan pokok juga menghambat diversifikasi pangan. Salah satu cara untuk mengembangkan pangan lokal adalah dengan memberikan insentif kepada dunia usaha dan industri pangan untuk menggunakan pangan lokal.

Pada pertengahan tahun 2023, Indonesia naik status menjadi negara berpendapatan menengah atas (upper middle income). Di kutip dari laman website ekon.go.id, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,17% (yoy) dengan GNI per kapita US$4.580. Hukum Bennett menyatakan bahwa ketika pendapatan meningkat, masyarakat menginginkan pola konsumsi yang lebih beragam. Meningkatnya pendapatan telah meningkatkan daya beli masyarakat terhadap makanan rendah karbohidrat, daging, buah-buahan, dan sayuran. Diversifikasi membantu menyeimbangkan kebiasaan konsumsi Anda dengan variasi makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Selain itu, diversifikasi dapat mengurangi tingkat kelaparan bagi 278,8 juta jiwa penduduk Indonesia. Potensi diversifikasi pangan di Indonesia sangat besar dan menjanjikan. Secara nasional, konsumsi ikan, daging, buah-buahan dan sayur-sayuran semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini merupakan indikator positif bahwa konsumsi masyarakat semakin bergizi. Dari sisi konsumsi, perlu terus fokus pada diversifikasi sumber pangan dan diversifikasi sumber karbohidrat untuk menghindari ketergantungan pada beras. Kita perlu mengandalkan sumber daya lokal dan regional untuk menyediakan bahan baku diversifikasi pangan. Masyarakat mulai kembali mengonsumsi sagu di wilayah Papua dan sorgum di wilayah Nusa Tenggara Timur (Winarti et al., 2019). Indonesia juga mempunyai potensi besar untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan alternatif.

Kesimpulan :

Di dunia saat ini, gizi merupakan masalah global yang perlu dipecahkan, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Negara ini perlu beralih dari ketahanan pangan ke kemandirian pangan dan melakukan diversifikasi sumber pangan untuk mencegah krisis pangan. Meningkatnya pendapatan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap makanan rendah karbohidrat, daging, buah-buahan, dan sayuran, sehingga dapat membantu menyeimbangkan kebiasaan konsumsi dan mengurangi kelaparan. Indonesia mempunyai potensi besar untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan alternatif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun