OH, DISINI PAK LETAK MASALAHNYA
Assalamualaikum Wr.Wb. Salam sejahtera untuk kita semua.
Kepada Yth. Bapak Ir.H. Joko Widodo presiden Republik Indonesia. Pertama, dengan kerendahan hati dan hormat, izinkan penulis menghadirkan kembali dua isue penting yang menjadi keprihatinan bapak. Pertama mengenai kinerja beberapa menteri yang cenderung datar dan linear. Kedua mengenai rendahnya kinerja peneliti Indonesia meski telah dikucurkan anggaran sebesar Rp.29.4 triliun.
KINERJA BEBERAPA MENTERI YANG DATAR DAN CENDERUNG LINEAR
Penulis ingin kasih pendapat atau masukan prihal keprihatinan bapak mengenai kinerja beberapa menteri bapak yang cenderung datar dan linear. Seperti yang bapak utarakan sebelum reshuffle kabinet beberapa waktu yang lalu.
Diduga ada 2 akar permasalahan sebagai penyebabnya. Pertama, kompetensi yang bersangkutan memang terbatas di bidang yang menjadi tanggungjawabnya. Kedua, mungkin menteri tersebut belum paham atau tidak mau memahami cara kerja bapak.
Umum di jagad Indonesia ini paham betul bahwa bapak butuh pembantu yang bermental “ achiever ” yang memiliki program kerja realistik dan terukur hasilnya. Bapak tidak suka pemimpi yang suka berwacana dengan slogan yang muluk muluk, apalagi menteri yang memiliki agenda sendiri.
Masalah super kompleks yang dihadapi oleh negara tak akan pernah terselesaikan dengan terori, wacana, maupun konsep ini dan itu. Terlalu akademik dan sumir. Melainkan melalui aksi nyata dan terukur. Aksi nyata memperdekat realita, Wacana, teori, konsep ini dan itu memperjauh realita. Seperti ucapan Mahatma Gandhi: “ An ounce of practice is worth more than tones of preaching “ . Semestinya para menteri yang membantu bapak mencamkan dalam hati makna dari kata “ Know your boss”.
Hakikinya Indonesia butuh pemimpin yang lead by example, menjadi role model bagi bawahannya. Pemimpin semacam ini pastinya paham ajaran Ki Hajar Dewantara berikut: Ing ngarso sung tulodo. Ing madya mangun karsa. Tut wuri handayani. Indonesia tidak butuh pemimpin bergaya CEO perusahaan yang lebih suka duduk manis dibelakang meja dan melakukan bussiness as usual.
Tapi pak Jokowi, ada yang aneh dengan pola pikir segelintir elit di negeri ini. Jika ada menteri ataupun pejabat yang cakap kerja, lebih suka pergi ke front line untuk memimpin anak buah ketimbang menerima laporan, eh malah dikatai katai sedang membangun citra untuk persiapan 2014.
Ya begitulah pak presiden. Di negeri tercinta ini memang banyak elit yang menghabiskan energi mereka menyoraki orang lain. Suka memaki kegelapan, tapi tak tergerak hatinya mencari lilin dan menyalakannya. Tipe manusia seperti ini “ susah lihat orang senang, senang lihat orang susah ”.