Mohon tunggu...
(DEAR) Desa Rangkat
(DEAR) Desa Rangkat Mohon Tunggu... -

Desa cinta yang di terletak di kaki gunung Nas(i). Wargaku adalah para petani aksara dan pengrajin rangkaian kata. \r\n\r\nAku biasa disapa dengan panggilan mesraku, "Dear...."\r\nEntah kenapa? Mungkin karena "Dear" itu adalah singkatan dari DEsA Rangkat.\r\n\r\nSalam cinta dari Dear untuk semua.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Lamunan Rindu

13 Juli 2011   03:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:43 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13105270371387256446

[caption id="attachment_122406" align="aligncenter" width="320" caption="ilustrasi google"][/caption]

Dah di mana mas?

Sms dari Asih untuk suami tercinta, Cah Ingusan alias Bocing alias Mas Erwin Syahputra. Cah Ingusan yang baru saja turun dari kapal berhenti sejenak untuk membalas pesan singkat istrinya itu.

Pelabuhan. Baru saja sampai..kenapa yang? kangen ya? ..sabar saja namanya cari rejeki....

Kangen mas..hati-hati saja ya disana..

Bocing menaruh handphonenya dikantong lalu berjalan meninggalkan pelabuhan. Matanya mencari warung nasi. Sejak kemarin di atas kapal tidak ada satupun makanan yang membuatnya berselera. Beberapa saat kemudian tibalah Bocing di warung makan yang menyediakan ayam goreng. Bocing bergegas masuk lalu memesan makanan.

Sementara itu jauh di Desa Rangkat, Asih sedang merenung di teras rumahnya. Handphone masih dalam genggamannya. Matanya menatap tanaman dihalaman, namun kedalaman matanya sangat jauh untuk diselami. Asih merasa kesepian. Dia merindukan kehadiran suaminya seperti saat pertama kali mereka memulai mengarungi bahtera rumah tangga.

Ada saatnya dia bisa melupakan rasa rindu itu, namun saat-saat sendiri. Rasa rindu itu terasa sangat menyesakkan dada dan tak bisa lagi terbendung.Kalau rasa itu hadir, Asih hanya bisa menangis sambil menatapgambar suaminya di handphone. Foto terakhir yang di kirim Bocing melalui MMS. Asihsedih melihat keadaan suaminya yang sangat berubah sejak sebulan lalu meninggalkannya. Sekarang Bocing terlihat lebih kurus dan hitam, mungkin karena terlalu sering berada di laut.

Kadang Asih merenung, betapa susahnya mencari nafkah. Dalam angannya, dia ingin Bocing membuka usaha saja di Desa Rangkat. Walau tidak besar tapi setidaknya mereka tidak perlu saling berjauhan terlalu lama. Sayang keinginan itu terkendala modal. Selain itu, Bocing juga telah terbiasa bergaul dengan makhluk laut. Jadi untuk pindah pekerjaan sepertinya sulit.

Kesibukan Asih sekarang ini selain membantu Bunda Selsa mengurus Studio Rangkat, dia juga harus memperhatikan kebunnya tidak begitu luas. Lumayan untuk menopang kehidupan sehari-hari. Adiknya , Acik juga kerja sebagai Sekretaris Desa. Dari situlah mereka saling membantu untuk membiayai kehidupan rumah tangga.

Tak henti dalam doanya, Asih memohon agar perjalanan rumah tangganya di jauhkan dari masalah. Dia ingin rumah tangganya selalu tenang tak ada gejolak apalagi kesulitan ekonomi. Dia juga berdoa agar Bocing selalu dalam lindungan Allah SWT, hingga saatnya nanti mereka bisa bisa berkumpul kembali sebagai sebuah keluarga yang utuh. Menjalani kehidupan di Desa Rangkat seperti sedia kala.

Kapan waktu itu tiba?tanya Asih dalam hatinya dengan galau. Ditengah hiruk pikuk warga Rangkat yang begitu setia menemani kesendiriannya, dia tetap merindukan pasangan jiwanya. Mas Bocing, kapankah mas kembali?*****

> Titip rindu dari jauh untuk mas ku <

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun