Lebih kurang 4 minggu kedepan tepatnya 30 Oktober 2013 Kota Padang akan melangsungkan pesta demokrasi dalam bentuk pemilihan walikota dan wakil walikota. 10 pasang calon yang akan bertarung dalam pemilukada tersebut.
1.Emma Yohana dan wahyu (Partai Golkar dan PBB)
2.Muhammad Ichlas El Qudsi-Januardi Sumka(PD dan PAN)
3.Desri Ayunda-James Hellyward (Jalur Perseorangan)
4.Asnawi Bahar-Surya Budhi(Jalur Perseorangan)
5.Ibrahim-Nardi Gusman(Jalur Perseorangan)
6.Kandris Asrin-Indra Dwipa(Jalur Perseorangan)
7. Maigus Nasir-Armalis(Jalur Perseorangan)
8. Indra Jaya-Jefri Hendri Darmi(Jalur Perseorangan)
9. Syamsuar Syam-Mawardi Nur. (Jalur Perseorangan)
10.Mahyeldi Ansarullah dan Emzalmi (PKS dan PPP)
Kesepuluh pasang calon sudah tebar pesona baik lewat baliho, media cetak, elektronik ataupun social media yang ada. Di segala punjuru kota, jalan2, gang2 sempit pun tak ketinggalan pohon2 lindung sepanjang jalan turut serta ramai dengan sederetan baliho para calon yang ada. Bahkan ada beberapa diantaranya yang sudah sejak satu tahun menjelang pilkada mulai melakukan uji kelayakan pasar di tengah masyarakat.
Namun satu yang disayangkan pertarungan dari kesepuluh pasang yang ada baru sebatas banyak-banyakan spanduk dan baliho yang di pasang belum menyentuh kepada gagasan, ide atau gambaran konkrit akan 5 tahun masa kepemimpinannya jika salah satu dari mereka terpilih sebagi walikota dan wakil walikota padang nantinya.
Lebih dari 10 tahun saya tinggal di Padang hampir bisa dikatakan tidak ada penambahan atau perbaikan jalan yang signifikan. Kalau toh ada disana-sini masih banyak meninggalkan bengkalai kerja. Rencana pelebaran jalur 2 by pass juga masih dirundung kegalauan dengan pembebasan lahan masyarakat. Kondisi jalan tidak seimbang dengan penambahan jumlah kendaraan bermotor. Belum lagi lampu merah di tiap persimpangan yang lebih sering mati ketimbang menjalankan fungsinya untuk mengatur lalu lintas kalau toh hidup justru malah memperparah kemacetan ditiap persimpangan sebab kadang lampu hijau dan merah hidup secara bersamaan. Belum lagi parkir liar di beberapa titik turut memperparah kemacetan yang ada.
Pasar raya juga masih meninggalkan bengkalai kerja. Becek, semrawut, bau dan lain sebagainya menjadi pemandangan umum terlebih jika kondisi hujan. Hal ini yang sering membuat masyarakat enggan untuk berbelanja ke pasar raya.
Belum lagi persoalan banjir di beberapa titik yang telah menelan korban jiwa dan materi. Apakah itu akibat penebangan liar, topografi ataupun demografi padang yang membutuhkan penangan serius dari pemerintah kota. Tidak ketinggalan sampah juga turut memperparah keindahan kota di beberapa titik.
Dan sekian banyak lagi persoalan yang harus segera dicarikan solusinya oleh pemimpin kota padang. Padang sebagai ibukota propinsi banyak menyimpan kompleksitas persoalan dibandingkan dengan kota ataupun kabupaten lainnya di sumatera barat. Terlebih lagi pasca gempa 2009 lalu, disana-sini masih menyisakan PR besar untuk diselesaikan. Semoga saja setelah 30 oktober 2013 padang bisa menghasilkan pemimpin amanah yang hadir dengan gagasan baru dalam rangka mewujudkan kota pdang yang menawan, dicinta dan dirindu sesuai dengan taglinenya Padang Kota Tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H