Saudara-saudara! Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini. Tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030.
Bung! Mereka ramalkan kita ini bubar, elite kita ini merasa bahwa 80 persen tanah seluruh negara dikuasai 1 persen rakyat kita, enggak apa-apa.
Bahwa hampir seluruh aset dikuasai 1 persen, enggak apa-apa. Bahwa sebagian besar kekayaan kita diambil ke luar negeri tidak tinggal di Indonesia, tidak apa-apa.
Ini yang merusak bangsa kita, saudara-saudara sekalian! Semakin pintar, semakin tinggi kedudukan, semakin curang! Semakin culas! Semakin maling! Tidak enak kita bicara, tapi sudah tidak ada waktu untuk kita pura-pura lagi.-------
Prediksi yang disampaikan Prabowo dalam sebuah video yang diunggah dari akun resmi Facebook Gerindra berdurasi 1 menit 18 detik ini, kini telah menjadi pembicaraan di negeri ini. Bahkan, pihak istana telah menanggapi pesan lewat jejaring itu. Presiden dan wakil presiden juga memberikan tanggapannya. Bahkan tokoh-tokoh di negeri ini memberikan tanggapan masing-masing, tentu sama dengan isu-isu lainnya, selalu pro dan kontra.
Hal itu jelas kita ikuti diberbagai media massa maupun media online dan elektronik lainnya. Ada yang meyakini hal itu menjadi sebuah kebenaran dan ada yang menyatakan itu menjadi sebuah fiksi seperti yang disampaikan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Masing-masing memiliki alasan untuk menguraikan maksud yang ingin disampaikan penulis dalam novel Ghost Fleet. Novel ini adalah tulisan fiksi ilmiah dari dua penulis asal Amerika Serikat, yakni Peter Warren Singer dan August Cole.
Sebagaimana dilansir tribunnews.com (22 Maret 2018 18:14), plot utama novel ini menceritakan perang antara 3 negara raksasa dunia, yakni Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok. Sementara gambaran hancurnya negara Indonesia di tahun 2030 sebenarnya bukan plot utama di novel ini.
Prabowo mengutarakan pidatonya tersebut ternyata bertujuan agar anak bangsa waspada. Menurut dia banyak sekali negara yang iri dengan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Karena alasan ini juga sejak dahulu Indonesia dijajah, bukan menjadi negara yang menjajah. "Dan selalu kita didatangi dan kita dirampok udah ratusan tahun. Anda belajar sejarah kan Anda tahu kita pernah dijajah oleh Belanda? Anda tahu kita banyak mati merebut kemerdekaan? Mereka datang ke sini loh, mereka jajah kita, bukan kita jajah mereka. Kenapa mereka jajah kita? Karena kita kaya," kata dia lansir idmtimes.com.
Masyarakat awam juga menanggapi informasi ini, bahkan kini menjurus kepada upaya melakukan gerakan menggali di mana letak awal menuju tahun 2030 seperti disampaikan tersebut. Tentu, masa yang akan datang tidak telepas dari masa lalu dan hari ini. Apa yang kita lakukan pada masa lampau, maka kita ada pada hari ini, dan menjadi apa kita di tahun yang akan datang berangkat dari hari ini.
Negara Republik Indonesia telah merdeka sejak 72 tahun yang lalu, pembangunan terus terjadi. Di satu sisi, kekayaan alam ibu pertiwi sepertinya belum dikelola dengan baik. Bahkan belum maksimal untuk kekayaan dan kemakmuran segenap bangsa Indonesia. Bahkan, negara yang terkenal ramah terhadap negara-negara di dunia ini justru terlalu sering masyarakatnya tertinggal dilihat dari kekayaan alam yang tersedia. Bahkan, naasnya masih banyak putra-putri bangsa ini menjadi pengemis di negerinya sendiri.
Khususnya kekayaan sektor maritim atau kelautan yang melimpah ruah, dan kini menjadi perhatian presiden Joko Widodo. Dalam beberapa kesempatan juga disampaikannya bahwa poteni laut belum maksimal dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa dan negara.