Tekanan inflasi pada April 2023, berdasarkan hasil survei penjualan eceran Bank Indonesia, diperkirakan meningkat. Tekanan inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga selama periode Ramadhan dan Idul Fitri 2023.
Mengutip Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dirilis Bank Indonesia (BI) pada Kamis (9/3/2023), Indeks Ekspektasi Harga (IEH) Umum April 2023 tercatat sebesar 145,1 atau meningkat dibandingkan dengan indeks pada Maret 2023 yang tercatat 139,1.
Kenaikan juga terjadi di sejumlah pasar di jabodetabek khususnya di Pasar Baru, Bekasi. Kenaikan seperti ayam, daging sapi, cabe merah, kacang tanah, dan sayur – mayur. Kenaikan ini cukup menyulitkan pembeli karena kenaikan harga yang terjadi dirasa terlalu signifikan kenaikannya.
Hal itu dirasakan Ibu Tini (49), warga Bekasi Timur, Bekasi. Ibu Tini mengungkapkan dirinya telah membeli sejumlah kebutuhan pokok bulanan yang dirasa mengalami kenaikan yang cukup signifikan seperti ayam 1 ekor mengalami kenaikan 3 ribu rupiah dari sebelumnya 30 ribu naik 33 ribu 1 ekornya, daging sapi yang sebelumnya 130 ribu perkilo naik jadi 140 ribu per kilogram, cabe merah keriting dari 40 ribu naik jadi 50 ribu perkilo, kacang tanah naik jadi 30 ribu perkilo, yang tadinya hanya berkisar 27 ribu, sayur mayur seperti kol dan wortel yang mengalami kenaikan 2 ribu rupiah yang tadinya 8 ribu menjadi 10 ribu perkilo terakhir ada labu siem yang naik dari 3 ribu jadi 5 ribu.
Ibu Tini bersyukur karena beras tidak mengalami kenaikan, pasalnya beras merupakan komoditi penting untuk masyarakat Indonesia. Mengutip dari Kementrian Pertanian “Berdasarkan hasil survei, stok beras nasional periode 31 Maret 2022 mencapai 9,11 juta ton beras. Kemudian pada 30 April 2022 meningkat 10,15 juta ton dan stok pada bulan Juni 2022 menjadi 9,71 juta ton,” ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah, Senin, 8 Agustus 2022. Hal ini yang membuat beras tidak mengalami kenaikan.
Habibullah mengatakan, stok beras pada bulan Juni 2022 sebagian besar berada di institusi rumah tangga yang mencapai 6,6 juta ton, kemudian di pedagang 1,04 juta ton, BULOG 1,11 juta ton, penggilingan 0,69 juta ton dan di Horeka maupun industri sebesar 0,28 juta ton.
“Secara umum, rata-rata stok beras di seluruh institusi cenderung mengalami peningkatan pada periode 30 April 2022 dibandingkan periode 31 Maret 2022,” katanya.
“Hasil SCBN22 telah mengkorfirmasi posisi surplus beras periode 2019 smpai dengan Juni 2022 dengan menggunakan KSA BPS. Stok beras kita mencukupi dan akan terus bertambah seiring dengan adanya panen tiap bulan hingga akhir Desember 2022. Indonesia Swasembada Beras,” katanya. Habibullah mengatakan, survei ini sekaligus menyamakan data antar lintas kementerian dan lembaga sehingga data stok beras nasional bisa digunakan sebagai pijakan dalam mengambil keputusan. “Survei ini kami lakukan pada bulan Juni 2022 yang digelar di 34 Provinsi meliputi 490 kabuputen/kota dengan jumlah sampel 47.817 sampel yang terdiri dari 14.100 sampel rumah tangga dan 33.717 sampel non rumah tangga dengan melibatkan 1.900 orang petugas sebagai enumerator,” katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H