Kepada yang terhormat saudara-saudaraku pecinta maupun pembenci Pak Jokowi,
Tahun 2013 adalah tahunnya Pak Joko Widodo atau yang akrab disapa Pak Jokowi. Tidak berlebihan apabila saya bilang seperti itu, tidak perlu data yang njelimet karena secara terang benderang jelas terlihat kalau semua pemberitaan dan saya yakin pembicaraan di sekitar anda (atau malah di lingkungan anda sendiri) pasti banyak membahas kiprah Jokowi setahun ini dalam membenahi Jakarta.
Popularitas pada akhirnya pasti akan membuat polarisasi, dimana akan terbentuk faksi yaitu faksi pendukung atau faksi pembenci. Mendukung atau membenci adalah hak dari setiap individu, dan saya tidak akan mempermasalahkan hal tersebut.
Namun soal  dukung mendukung Jokowi saya melihat antara faksi pendukung maupun pembenci sudah berada dalam tahap yang mengkhawatirkan baik dalam hal mendukung atau membenci Jokowi, sekali lagi apakah salah untuk berlebihan dalam membenci atau mendukung?, sekali lagi tidak salah kok.
Namun yang terlupakan oleh para pembenci atau pendukung Jokowi, Â Jokowi adalah pejabat publik, bukan selebriti, misalkan kalau anda berlebihan dalam mendukung atau membenci Justin Bieber ya sah-sah saja karena dia seorang selebriti dan pada dasarnya apabila anda berlebihan terhadap seorang selebriti tidak ada pihak yang diuntungkan ataupun dirugikan oleh hasrat berlebih anda yang berlebih tersebut.
Namun seorang pejabat publik seperti Jokowi tidak butuh sebuah rasa cinta atau rasa benci yang berlebihan, yang dibutuhkan oleh Jokowi adalah partisipasi aktif publik untuk mengawasi dan juga melakukan kritik dalam sebuah kebijakan yang sudah diambil.
Sehingga seharusnya apabila ada pihak yang mendukung Jokowi, kita harus menghargai dan melihat itu sebagai sebuah kebaikan karena paling tidak sudah ada kepercayaan dan partisipasi publik dalam kebijakan yang diambil oleh pemerintah provinsi. Dan bagi para pendukung, apabila ada pihak yang melakukan kritik terhadap kebijakan yang dilakukan oleh Jokowi jangan langsung dianggap kalau para pengkritik adalah Barisan Sakit Hati (BSH), atau PAsukan NASi BUNGkus, terimalah kritikan tersebut sebagai sebuah bagian dari proses demokrasi, dimana setiap individu maupun kelompok diperbolehkan mengeluarkan pendapat sesuai pemahaman masing-masing, dan apabila kritik yang diberikan itu ternyata benar dan membangun, ya harus diterima, toh tidak ada kebijakan pasti sempurna, potensi kekurangan sangatlah mungkin untuk terjadi, karena Pak Jokowi juga manusia yang tidak akan lepas dari salah maupun lupa.
Pun sebaliknya, bagi pihak yang tidak mendukung Jokowi, janganlah asal-asalan melakukan kritik, apalagi kalau kritik yang anda berikan bukanlah sebuah kritik yang membangun, melainkan hanya sebuah cacian ataupun nyinyiran yang terkadang tidak masuk akal, bahkan mengarah ke SARA ataupun teori konspirasi kristenisasi yang sangat sering di-endorse oleh akun anonim @Triomacan2000 maupun sumber berita lainnya.
Apa sih manfaatnya kalau anda membenci atau mencintai Jokowi secara membabi buta?, paling yang anda puaskan hanyalah ego dangkal anda, dan sebuah tindakan yang dilakukan dengan perasaan cinta atau benci yang berlebih dan dengan tujuan untuk memenuhi ego, dipastikan tidak akan menjadi sebuah hal yang bermanfaat.
Pada akhirnya kita semua harus bertanya kepada diri kita masing-masing, apa sih yang saya inginkan dari pejabat publik seperti Jokowi?, pasti yang anda inginkan adalah segala kebijakan yang diambil oleh beliau adalah untuk kebaikan kita semua toh?
Dan bagaimana cara agar kebijakan yang diambil oleh Jokowi pada akhirnya adalah kebijakan yang bermanfaat untuk kita semua?, tentu cara terbaik adalah dengan berpartisipasi aktif dalam kebijakan yang diambil, dengan aktif pula melakukan pengawasan agar setiap kebijakan yang diambil tidak akan melenceng dari tujuan semula, dan output dari partisipasi dan pengawasan yang aktif akan menghasilkan kritik yang membangun dan rasional sehingga kebaikan untuk masyarakat Jakarta akan dicapai oleh masyarakat Jakarta melalui sinergi dengan pemerintahnya.
Jangan harap hal yang saya tulis diatas bisa tercapai, dan jangan harap kebaikan untuk masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat bisa tercapai apabila ada rasa cinta berlebih maupun rasa benci yang berlebih kepada pemerintahan yang ada saat ini, karena rasa cinta maupun benci yang berlebih akan membutakan kita, sehingga jangan harap bisa terjadi proses kritik ataupun saling mengisi antara masyarakat maupun pemerintahnya, yang ada malah gontok-gontokan tidak jelas dan tiada manfaat.
Sebagai penutup, saya sebagai penulis hanya bisa mengingatkan kepada para pembenci maupun pecinta Jokow yang berlebihan, hentikan semua perbuatan anda saat ini, cobalah untuk berpikir dengan rasional, karena yang dibutuhkan Jakarta saat ini bukanlah segerombolan extremist pembenci maupun pecinta Jokowi, yang dibutuhkan Jakarta saat ini adalah masyarakat Jakarta yang mau berpikir, berpartisipasi aktif, mengawasi setiap kebijakan, melakukan kritik secara rasional dan pada akhirnya bergotong royong untuk mencapai cita-cita Jakarta yang lebih baik di masa depan.
Terima kasih banyak,
Salam hangat,
Rangga Prastiko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H