Mohon tunggu...
Rangga Bisma Aditya
Rangga Bisma Aditya Mohon Tunggu... -

Pemimpin yang Cerdas adalah pemimpin yang tahu akan situasi dan kondisi masyarakatnya. Selain itu seorang pemimpin harus bisa untuk menganaslisis sebuah permasalahan sehingga dapat menemukan sebuah solusi terhadap permasalahan yang ada. Tentunya dengan Realita, Dialektika, dan Historika. Belajarlah selalu untuk menjadi seorang pemimpin walau hanya melalui sebuah kata-kata, karena kata-kata adalah sebuah senjata.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Potret Kepemimpinan di Indonesia Menuju Penghujung 2012

11 Desember 2012   20:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:49 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun 2012 ini Dinamika politik di Indonesia tak pernah lepas dari sebuah Dominasi para Elite penguasa, rakyat yang merasa dirinya tak terwakili aspirasinya merasa terkebiri dengan adanya kebijakan-kebijakan yang tak pernah berpihak kepada mereka. Akibatnya bisa dilihat, kekacauan bisa muncul kapan saja. Pada awal tahun ini tepatnya bulan Maret 2012 ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajukan kenaikan BBM melalui pencabutan Subsidi BMM jenis Premium dan Solar. Sontak rakyat Indonesia bergejolak, bahkan situasi politik dalam negeri sempat memanas dengan adanya penolakan dari beberapa Fraksi di DPR untuk merubah APBNP tersebut. Tak hanya itu, kita juga disuguhkan tontonan oleh para Wakil Rakyat yang seharusnya tak disiarkan melaui publik karena merupakan pendidikan politik buruk bagi generasi penerus bangsa.

Selain itu ditahun ini, kita juga disuguhkan berita-berita mengenai disintegrasi rakyat yang berkaitan dengan SARA seperti statemen salah satu tokoh dalam Pilgub DKI yang menyudutkan salah satu agama, Pro dan Kontra Kaum Ahmadiyah dan Syiah di Jawa Timur, serta terus bergejolaknya daerah-daerah akibat konflik horizontal pilkada di beberapa daerah. Tak hanya itu, pemuda yang kelak akan menjadi Generasi Penerus Bangsa terlibat tawuran di beberapa daerah serta Mahasiswa yang akan menjadi Calon Pemimpin Bangsa juga tak ikut ketinggalan dengan terlibat kericuhan di dalam setiap aksi dan gerakannya.

Dan yang paling parah adalah terbongkarnya kasus-kasus Korupsi yang sudah merajalela dan masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan bangsa. Mulai dari Pejabat tinggi sekelas Menteri, Anggota DPR, para Penegak Hukum, para Pengusaha. sampai dengan Pegawai serta anak buah yang paling kecil ikut melaksanakannya.

Dari sinilah kita melihat ada sebuah permasalahan yang muncul akibat dari bergesernya budaya Gotong Royong kita yang cenderung menjadi lebih individualis sekarang. Sosiolog Bambang Budiono, M. Sosio yang juga Pengurus PA GMNI menyatakan jika, Bangsa Indonesia dedang mengalami krisis kepemimpinan, hari ini pemimpin lebih mementingkan kepentingan dominasi politik saja, padahal kita tahu jika permasalahan di bangsa ini semakin komplit jika di komparasikan dengan permasalahan eksploitasi ekonomi dan penetrasi budaya yang sedang digencarkan oleh para pelaku Liberalisasi Global. Disampaikan dalam seminar "Aktualisasi Wawasan Kebangsaan" di Empire Palace Surabaya (25/11) beliau menambahkan, jika di masa mendatang kita tidak pandai memilih pemimpin yang benar-benar mengerti akan permasalahan bangsa, Indonesia akan menjadi bangsa kaya yang miskin, dengan kata lain Sumber Daya Alam kita berlimpah, akan tetapi kesejahteraan rakyat belum terjamin.

Secara terpisah Ketua Korda GMNI Jawa Timur, Rangga Bisma Aditya, S.Sosio, menyampaikan harus ada perubahan dalam dinamika politik di tahun 2013. Hal ini akan menentukan nasib Indonesia di tahun-tahun berikutnya. Komunikasi antara Pemerintah dengan Rakyat harus tetap terjaga, tidak hanya saat Pemilu atau Pemilukada akan berlangsung saja. Bisa kita lihat jika apa yang dipraktekkan Gubernur DKI Jakarta Bapak Joko Widodo dan Gubernur Jawa Timur Bapak Soekarwo harus ditiru oleh para Penerus Generasi bangsa khususnya kaum muda saat ini. Kita tahu kebijakan mereka benar-benar sesuai dengan kepentingan rakyat Indonesia seperti Pengadaan Kartu Jakarta Pintar dan Sehat di Jakarta serta Jalin Kesra (Jalan Lain menuju Kesejahteraan) di Jawa Timur.

Hal terpenting bagi Pemimpin di masa depan adalah kemampuan dalam mengimplementasikan Pancasila dan Tri Sakti dalam setiap kebijakannya. Kita bisa lihat jika pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu membawa bangsa dan negaranya untuk Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Bidang Budaya.

Tahun 2012 akan segera berakhir, apakah para pemimpin kita sudah mengevaluasi diri mereka sebalum dievaluasi oleh rakyatnya. Ataukah mereka malah berleha-leha untuk tetap menjadikan bangsa Indonesia sebagai Negara yang sampai kapan-pun akan menjadi negara berkembang. Mari kita songsong tahun 2013 dengan mencetak diri kita dan adik-adik kita untuk menjadi pemimpin di masa depan bagi bangsa Indonesia yang sesuai dengan Pancasila.

Surabaya, 12-12-12

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun