Mohon tunggu...
Benedictus Rangga Daniswara
Benedictus Rangga Daniswara Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Anak sekolah yang iseng buat akun untuk tugas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Pangan di Era Modern

29 Maret 2023   09:55 Diperbarui: 29 Maret 2023   12:55 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lingkungan hidup menjadi salah satu problematika yang sering terjadi pada setiap lingkungan di bumi. Kita secara langsung maupun tidak langsung sering melihat dan bahkan mengalami sendiri problematika-problematika yang terjadi di lingkungan hidup sekitar kita. Problematika lingkungan hidup yang sering terjadi seperti pencemaran lingkungan yang mengakibatkan kerusakan alam, berkurangnya populasi hewan dan tumbuhan akibat terus menerus diburu dan dihabiskan oleh manusia-manusia tidak bertanggung jawab demi kepentingannya sendiri, berubahnya kondisi iklim, dan pemanasan global. Menyoal penyebab, problematika lingkungan hidup memang secara harafiah dapat disebabkan dari alam itu sendiri yang terjadi secara alamiah. Namun, tanpa kita sadari, dalam kehidupan sehari-hari pun sejatinya kita sebagai manusia pun turut berkontribusi dalam menyebabkan problematika lingkungan hidup di sekitar kita. Ini bukan lagi menjadi masalah yang biasa saja, melainkan sudah masalah besar yang harus segera diatasi. Kehidupan antara manusia dan lingkungan alam menjadi rusak dan tercerai akibat hal ini, dan sudah sepatutnya hubungan keduanya menjadi lebih baik kembali dengan manusia menciptakan solusi seperti langkah-langkah atau cara-cara efektif dan baik untuk menuntaskan problematika lingkungan hidup yang terjadi; dapat juga mengembalikan hubungan baik antara manusia dan lingkungan alam sekitarnya, karena keduanya menjadi satu kesatuan kehidupan yang tak dapat dipisahkan. Tetapi sebelum itu, kita akan terlebih dahulu mengidentifikasi dan melihat problematika lingkungan apa saja yang terjadi untuk kemudian kita dapat mengambil hikmah dan solusi yang tepat dari hal tersebut.

Pertama kita lebih dulu harus mengetahui apa itu problematika lingkungan hidup. Problematika lingkungan hidup adalah masalah kelingkungan yang kemudian jika semakin parah akan menimbulkan bencana alam yang diakibatkan oleh aktivitas alam maupun manusia. Tanpa kita sadari, akibat yang ditimbulkan dari problematika lingkungan hidup secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kelangsungan hidup kita umat manusia dan kita pasti pernah merasakannya, mungkin sekali atau bahkan ada yang mengalaminya beberapa kali. Beberapa dampak yang mungkin dirasakan paling berat bagi kita adalah pangan dan ekonomi. Problematika lingkungan hidup menjadikan ekonomi tidak stabil, dimana ketika banyak sumber daya alam, tumbuhan, dan segala macamnya yang dieksploitasi secara besar-besaran yang tidak hanya merusak alam dan menyebabkan bencana serta problematika tetapi juga tanpa memikirkan pihak yang memang membutuhkan membuat kebutuhan-kebutuhan masyarakat akan sembako dan sumber daya alam menjadi tidak dapat terpenuhi atau dengan kata lain jumlah pemenuhan kebutuhan yang sedikit sedang barang yang dibutuhkan sangat banyak, yang diminta dan dibutuhkan oleh masyarakat. Harga yang mahal tersebut berasal juga dari permintaan dari konsumen sangat banyak dan tidak berbanding dengan penawaran / tingkat produksi dari barang tersebut. Problematika yang menyebabkan ekonomi menjadi tidak stabil tidak hanya terkait sumber daya alam yang memang dikuras habis, tetapi juga stabilitas pangan yang memang kurang stabil di Indonesia misalnya, dimana merupakan salah satu Negara dengan penduduk terbanyak di dunia, yang mana setiap tahunnya perlu menyediakan pangan dan kebutuhan dalam jumlah yang tidak sedikit. 

Sayangnya, kebutuhan itu tidak selamanya dapat terpenuhi dan inilah yang membuat pangan dan kebutuhan rakyat Indonesia menjadi tidak stabil (naik turun). Salah satu langkah yang diusung adalah mengimpor dari Negara lain, namun ternyata hal itu pun belum mencukupi dan menuai permasalahan kembali karena secara tidak langsung juga mengurangi banyak devisa Negara dan terkesan kurang memanfaatkan sumber daya manusia Indonesia yang melimpah ruah yang padahal juga didukung dengan lahan dan fasilitas yang cukup memadai. Namun yang juga menjadi masalah adalah bahwa setiap manusia yang ada (masyarakat Indonesia) belum tentu dapat mengembangkan sumber daya alam secara baik adanya dan lahan-lahan yang memang dikhususkan untuk mengembangkan sumber daya alam malah dialihfungsikan untuk keperluan lain seperti industri yang penting juga sebenarnya, yaitu untuk meningkatkan kemampuan produksi namun di sisi lain justru mengakibatkan limbah dan polusi berbahaya bagi lingkungan alam dan manusia sendiri. Selain menyebabkan ekonomi menjadi tidak stabil, problematika lingkungan hidup ini juga berdampak kaitannya dengan kesejahteraan pangan rakyat. Problematika ini disebabkan oleh adanya perbedaan iklim yang berbeda membuat kuantitas dan kualitas pangan menjadi berbeda. 

Kembali lagi pada ketidakstabilan ekonomi, peningkatan permintaan pangan yang berasal dari pertumbuhan jumlah penduduk juga berdampak pada kesejahteraan pangan rakyat, dimana kebutuhan masyarakat terus meningkat tetapi kurang diimbangi dengan hasil produksi dan impor yang cukup memadai. Selain itu, krisis kesejahteraan pangan rakyat Indonesia disebabkan oleh biaya produksi yang mahal, yang diakibatkan oleh produksi pangan yang masih terfokus di Pulau Jawa. Komoditi-komoditi sumber daya alam yang kemudian diolah menjadi pangan oleh masyarakat masih banyak terdapat di Pulau Jawa. Ini menjadi masalah tentunya jika kemudian ingin melakukan produksi ke wilayah lain, karena biayanya pasti akan sangat mahal terlebih lagi jika ke wilayah Papua yang paling jauh dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sebenarnya bisa memfokuskan produksi dalam negeri di wilayah lain seperti yang disampaikan oleh Direktur Utama PT Berdikari Eko Taufik Wibowo melalui IDXChannel yaitu mencoba memfokuskan produksi minimal di daerah-daerah sekitaran Jawa seperti di Pulau Sumatera dan Lampung. Nusa Tenggara pun dapat dijadikan sebagai produksi ternak sapi, karena infrastrukturnya masih memadai. Dengan hal ini, diharapkan setiap daerah yang didukung oleh sumber daya manusia dapat mengembangkan/memproduksi setiap sumber daya alam yang ada dengan baik dan sungguh untuk kebutuhan masyarakat. Biaya produksi setidaknya menjadi sedikit lebih murah untuk suatu daerah karena masih memproduksi untuk wilayah yang sama dan tidak tergantung lagi pada komoditi dan sumber daya manusia di Pulau Jawa. Pangan menjadi suatu hal yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia, oleh karenanya manusia sendiri pun sudah sepatutnya juga berusaha untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam hidupnya, tanpa harus menggantungkan orang/daerah lain jika kelompok dan daerahnya sendiri masih bisa untuk mengembangkan sumber daya alam menjadi pangan secara baik. 

Menyoal persebaran flora pangan yang ada di Indonesia, yang juga berdampak apabila terjadi problematika kelingkungan; kita sendiri mengetahui bahwa Indonesia adalah negeri dengan kekayaan alam yang sangat luar biasa, salah satunya flora pangan. Suatu anugerah Tuhan yang diberikan kepada Indonesia Negara tercinta kita untuk kita jaga dan manfaatkan dengan sebaik mungkin. Flora yang dapat dijadikan pangan tersebar luas di seluruh penjuru Indonesia. Banyak macam dan jenisnya, semua beraneka ragam dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Dengan jenisnya yang berbeda-beda, tentu dipengaruhi oleh faktor habitat tempat mereka tumbuh. Ada tumbuhan yang habitatnya memiliki kelembaban yang tinggi, sedang, dan rendah. Setiap habitat tumbuhan pangan pasti juga selalu mengalami hujan karena Indonesia merupakan Negara hutan hujan tropis yang pastinya akan selalu mengalami hujan, namun tergantung juga pada intensitasnya. Ada juga tumbuhan yang hidup pada suhu yang berbeda pastinya. Persebaran ini memungkinkan kita mengetahui wilayah/daerah mana saja yang dapat difungsikan untuk memproduksi tanaman pangan tersebut yang juga didukung oleh sumber daya manusia yang ada.

Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya bahwa manusia akan selalu membutuhkan pangan sebagai sumber energi bagi kehidupannya. Tanpa pangan, manusia akan menjadi lemah, kurus, bahkan meninggal dunia karena tidak adanya asupan gizi dan energi bagi tubuhnya. Oleh karenanya, setiap manusia pasti mengusahakan yang terbaik dalam memproduksi pangan. Tidak hanya bergantung pada petani kebun dan sawah, tetapi juga dengan ikut perkembangan zaman manusia sejatinya bisa memproduksi pangan sendiri. Meskipun tidak bergantung, tetapi kebutuhan dari petani tetap terpenuhi meskipun tidak keseluruhan 100%. Salah satu perkembangan zaman untuk menciptakan kualitas pangan yang baik dan bermutu adalah lewat teknologi pangan. Adanya teknologi pangan sangat mempengaruhi ketersediaan pangan. Alam menghasilkan bahan pangan secara berkala, sementara kebutuhan manusia akan pangan adalah rutin. Kita tidak mungkin menunda kebutuhan jasmani hingga masa panen tiba. Oleh karena itu, terciptalah teknologi pengawetan sehingga makanan dapat disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama. Teknik pengawetan juga memungkinkan untuk mendistribusikan bahan pangan secara merata ke seluruh penjuru dunia. Dulu, orang-orang di Eropa tidak bisa menikmati makanan-makanan dari Asia. Tetapi sekarang karena teknologi pangan setiap bangsa dapat menikmati makanan khas bangsa lainnya. Teknologi pangan yang ada pun harus disesuaikan dan diadaptasi dengan keadaan iklim, kelembapan, dan cuaca dari Negara yang menggunakan. Teknologi pangan yang sudah disesuaikan dengan keadaan dan perkembangan zaman diharapkan membuat sumber daya manusia yang ada semakin kreatif dan inovatif untuk menciptakan pangan yang berkualitas dari tanaman maupun ternak yang ada sebagai tujuan untuk mensejahterakan pangan rakyat. Ini juga dapat membantu Negara untuk mengurangi impor dan subsidi ke Negara lain. Bahkan, produk-produk yang tercipta dari teknologi pangan ini juga dapat diekspor ke Negara lain untuk bisa menghasilkan devisa yang menguntungkan bagi Negara untuk kemudian dapat semakin mengembangkan dan mendirikan infrastruktur pangan yang memadai.

Dari penjelasan tersebut kita belajar banyak hal yang bermakna yang berguna bagi kehidupan kita. Kita dituntut untuk berkembang meskipun di tengah krisis yang terjadi, dimana kita diajarkan untuk mampu lebih kreatif dan inovatif menciptakan pangan sehat yang berguna untuk mensejahterakan rakyat atau dengan menyediakannya secara gratis bagi mereka yang kurang mampu. Di rumah, kita juga diajarkan untuk menghargai dan mensyukuri sepiring nasi dan lauk yang ada. Tidak membuang-buang makanan, mengambil makanan secukupnya sudah cukup sebenarnya bagi kita untuk mengatasi masalah ini. Di luar sana masih banyak orang yang belum bisa makan, dimana mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan secara baik karena terlilit masalah finansial. Seperti yang dikatakan oleh Paus Fransiskus, ketika kita membuang-buang makanan itu sama saja dengan merampok makanan dari orang miskin. Oleh karenanya, sudah tentu kita jangan sering membuang-buang makanan. Kontribusi kita sangat berguna bagi mereka yang membutuhkan dalam krisis pangan ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun