Masyakarat banten dikejutkan dengan angka pengangguran yang tinggi melampaui angka pengangguran di DKI Jakarta. Menurut angka statistik banten, kota serang mempunyai angka pengangguran kedua terbesar setelah kabupaten serang. Tentunya masalah ini tidak jauh dengan tindakan pemerintah kota serang dalam mengatasi pengangguran di kota serang ini. Karena itu saya mewawancarai Ketua komisi IV DPRD Kota Serang H. Lukman Latif yang bertempat di daerah kaujon baru-kota serang. Karena beliau sibuk pada waktu kerja di kantornya, akhirnya saya mendatangi rumahnya pada jam 7 malam, dan saya disambut dengan hangat oleh beliau.
Sedikit berbincang-bincang ringan dengan beliau, akhirnya saya mewawancarai terkait soal pengangguran yang terjadi di Banten pada umumnya dan Kota serang pada khususnya. Beliau malu dan ikut prihatin atas terjadinya peningkatan pengangguran di banten yang ternyata lebih tinggi daripada ibukota Jakarta, namun sampai saat sekarang pemerintah kota serang sedang giat-giatnya mendatangkan investor dari luar untuk berinvestasi di kota serang ini yang insyallah akan mengurangi angka pengangguran. Dinas tenaga kerja kota serang juga ditekankan untuk mengawasi penerimaan karyawan yang ada di kota serang agar yang lebih diutamakan yaitu masyakarat kota serang itu sendiri yang tidak ada lain tujuannya yaitu sesuai dengan moto MADANI, ingin mensejahterakan masyarakat kota serang serta mengurangi angka pengangguran di kota serang ini.
Saya juga bertanya peran beliau dalam menyikapi pengangguran ini, Peran beliau sesuai TUPOKSI yang ada di komisi kami yaitu komisi IV menjalani pembangunan, ketika infrastuktur dan prasarana baik dijalan, jembatan dll memadai. Beliau menuturkan “Mudah-mudahan investor tidak sungkan untuk berdatangan, hanya disini ketergantungan dari pemerintah kota karena kami punya target insyallah mudah-mudahan 2014 ini infrastruktur di kota serang ini selesai. Dan itu menurut kami satu-satunya cara untuk mendatangkan investor, karena dengan tidak mendatangkan investor bagaimana kami meminimalisir angka pengangguran yang ada di kota serang ini” ujar beliau.
Saya bertanya juga kepada beliau Bapak tahu tidak, kasus pengangguran di banten ini semakin buruk. Beliau menjawab “Untuk tahu persis karena ini ada kewenangan tidak, tapi kami sebagai anggota dewan kan minimal mendengar ketika itu sesama anggota dewan kan sharing, ya tadi itu bukan hanya sebatas malu, tapi prihatin. Apa yang harus kita perbuat, sedangkan yang harus kita perbuat itu eksekutif kalo kami kan sifatnya mendukung program-program yang ada di eksekutif sesuai dengan fungsi legislasi, membuat aturan budgeting menganggarkan sekaligus mencairkan dan controlling”. Menurut penuturan beliau, beliaupun sadar bahwa beliau belum sepenuhnya melakukan kewajiban sebagai wakil rakyat untuk mengatasi pengangguran ini, butuh proses yang tidak mudah dalam mengatasi pengangguran.
Tapi jika diamati terlalu banyak mendatangkan investor ke bumi serang, kapitalis akan merambah di daerah kota serang ini. Beliaupun munuturkan “Pada prinsipnya kami sebagai anggota dewan selalu mendukung program yang sifatnya langsung menyentuh kepada masyarakat, ngomong kasarnya mau biaya berapapun jika itu tentang program masyarakat dan langsung kepada masyrakatkami sudar sepakat kami dukung. Kami juga menyadari jika kami sering mendatangkan investor asing ke banten khususnya kota serang ini, maka kita seperti bertamu dirumah sendiri, tapi menimbang daya wirausaha masyarakat masih kurang, kami hanya bisa mendatangkan investor dari luar banten”.
Setelah wawancara itu beliau memberikan nasihat-nasihat kepada saya agar selalu mengawasi kinerja dan mengkritik yang membangun / konstruktif. Sehingga pemerintah kota serang bisa berbenah dan terus mendengar aspirasi dari masyakarat kota serang.
RanggaAndriana/4-J/Ilkom/FisipUntirta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H