Mohon tunggu...
Rangga Andriana
Rangga Andriana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi | Learn to be a journalist | Founder @_autofocus Professional Wedding Photographer |

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pers Teman atau Ekor Jokowi?

6 April 2013   11:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:38 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan artikel ini adalah tulisan ketika saya mengambil Mata Kuliah

Penulisan Artikel Semester lima yang lalu.

Dua minggu sudah gubernur terpilih DKI Jakarta Joko Widodo atau biasa disebut Jokowi berkerja dimeja balaikota Jakarta, namun suasana ruangan sepertinya tidak sering ditempati karena jokowi selalu berada diluar kantor untuk turun langsung ke lapangan. Hal tersebut bisa dibilang kebiasaan yang jarang dilakukan oleh pejabat setingkat Gubernur untuk panas-panasan dan turun kejalan melihat langsung permasalahan yang datang pada meja kerjanya. Kebiasaan yang jarang ini menyebabkan media massa seolah-olah kebanjiran bahan berita, setiap langkah yang dilakukan atau yang dibicarakan oleh mantan walikota solo ini selalu diberitakan di media massa. Jika kita mengamati pemberitaan media massa online lokal detik.com sekurangnya tiga berita setiap hari yang bertema Jokowi yang selalu bertengger dihalaman depan website media tersebut.

Akan tetapi ini juga terbilang boomerang bagi pers yang seolah-olah selalu mengesploitasi kegiatan yang selalu dilakukan Jokowi setiap waktu. Bisa dibilang Pers layaknya seperti ekor dari Jokowi, kemanapun gubernur ini pergi dengan tujuan untuk dinas, pers selalu ada dibelakangnya bahkan hal kecil yang bisa dibilang tidak layak untuk diberitakan seperti Jokowi membaca berita online menggunakan gadget bermerek pun diberitakan yang bisa dibilang itu adalah berlebihan. Lalu apakah hal tersebut salah? Mungkin sebagian besar menjawab Tidak dan sebagian kecil ada yang menjawab Ya. Alasan logis yang menjawab itu tidak salah mungkin menilai bahwa sosok Jokowi ialah sosok yang membawa perubahan bagi Jakarta dimana warga Jakarta mempunyai hak untuk selalu mengetahui langkah yang sedang dilakukan oleh Jokowi, dan sebagian kecil yang menjawab Ya mungkin beralasan bahwa setiap orang mempunyai privasi dan pers mempunyai kode etik dan batasan yang harus dimengerti.
Ada banyak bermacam alasan kenapa pers seolah-olah selalu mengekspos pemberitaan Jokowi, bagi saya pers tidak menyajikan berita yang berimbang dan berbobot jika selalu jokowi yang dimunculkan. Seberapa penting keberadaan jokowi dalam pembangunan Jakarta? jawabanya sangat penting, namun seberapa penting jika kehidupan privasi jokowi diberitakan? Saya jawab tidak penting. Pers dan Wartawan berita mempunyai fungsi utama yaitu menginformasikan berita yang memang bermanfaat dan untuk kepentingan masyarakat, apa bedangan dengan wartawan infotainment yang selalu memberitakan privasi seseorang hanya untuk khalayak ketahui tanpa adanya manfaat.

Tidak mungkin jika pers tidak mengetahui nilai-nilai jurnalistik, jangan karena rating Jokowi sebagai sosok sebagai perubahan Kota Jakarta. Pers melupakan arti sebagai agent of change di Negara ini. Dan sampai kapan pers menjadi ekor Jokowi?
http://journal-rangga.blogspot.com/2012/12/pers-teman-atau-ekor-jokowi.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun