Mohon tunggu...
Maharani Kartikasari
Maharani Kartikasari Mohon Tunggu... Guru Matematika -

Penulis adalah seorang guru matematika di SMA Negeri 1 Sambungmacan. Komentar dan Saran yang membangun tentang tulisan sangat dinantikan dan mari berdiskusi secara santun dan bijak

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Matematika Forensik

21 November 2015   10:38 Diperbarui: 21 November 2015   22:13 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin kita semua pernah mendengar berbagai kisah detektif Sherlock Holmes yang amat terkenal itu. Salah satunya adalah bagaimana menentukan keabsahan anak (ahli waris) seorang jutawan, padahal anak-anak tersebut bukanlah anak yang sah darinya. Pada jaman sekarang pun kasus serupa sering terjadi. Sebelum Matematika forensic diperkenalkan dan metodenya dipakai tentulah sulit untuk mendapatkan bukti yang akurat untuk kasus-kasus seperti ini.

Matematika forensik diperkenalkan oleh Charles Brenner. Dia adalah seorang matematikawan yang mengambil Program Doktor di bidang Teori Angka di Universitas California. Matematika forensic adalah penerapan matematika dalam pengadilan, tepatnya dalam identifikasi DNA.

Matematikawan yag sering berkeliling dunia sebagai bagian dari pekerjaannya di perusahaan konsultan DNA-View ini pernah menghabiskan waktu enam tahun masa hidupnya sebagai pemain bridge di tengah-tengah studinya. Profesinya sebagai pemain bridge ini ia lakukan untuk menghindari Perang Vietnam. Seusai perang, ia kembali ke Amerika Serikat dan menjadi mahasiswa. Ia memulai kariernya sebagai penulis perangkat lunak, yang kemudian berkembang pada pembuatan perangkat lunak DNA.

Memasuki dunia Brenner seperti memasuki teka-teki Sherlock Holmes. Salah satu kasusnya yang cukup terkenal adalah konsultasi Brenner untuk pengadilan Filipina dalam menentukan keturunan dan warisan mendiang jutawan California, Larry Hillbom. Jutawan kaya tersebut dikenal mempunyai banyak anak dari wanita-wanita yang berbeda. Setelah Hillbom meninggal, anak-anaknya dari para wanita itu tersebar di seluruh Asia Pasifik. Anak-anak tersebut kemudian menjadi calon pewarisnya sesuai dengan hukum California.

Untuk membuktikan hubungsn darah antara Hillbom dengan anak-anak tersebut, Brenner merancang sebuah program untuk melihat genetika dari anak-anak tersebut. Dari profil-profil DNA tersebut, sebagian besar anak-anak tersebut terbukti memiliki kesamaan yang hanya dapat dijelskan jika memiliki ayah yang sama. Bukti tersebut bersama bukti hubungan antara ibu-ibu mereka dengan Hillbom membuat anak-anak tersebut memperoleh warisan.

Keterlibatan Brenner dalam matematika forensic bisa jadi merupakan perpaduan ayahnya seorang pengajar matematika dan ibunya yang merupakan seniman sekaligus politikus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun