Beberapa perjanjian investasi bilateral juga akan fokus pada perlindungan yang adil terhadap investasi asing Indonesia. Selain itu, Indonesia lebih fokus pada sektor pengembangan ekosistem dan kebijakan yang mendukung pengembangan industri  sumber daya alam. Diplomasi juga bertujuan untuk mempromosikan produk-produk berkualitas yang berorientasi ekspor dan mendorong pembiayaan proyek infrastruktur dan industri strategis di luar negeri.
Tahap kelima, diplomasi  di optimalkan untuk menjamin kepentingan strategis ekonomi Indonesia, salah satunya  kelapa sawit. Menurut Retno, pentingnya kelapa sawit Indonesia sangat vital karena mempengaruhi penghidupan 16 juta orang, terutama petani kecil dan keluarganya.
Langkah keenam adalah promosi Ekonomi 4.0, yang meliputi pengembangan industri digital, ekonomi kreatif, dan  sumber daya alam. Kebijakan ekonomi 4.0 ini diperlukan baik untuk meningkatkan produktivitas berbagai industri Indonesia maupun untuk membuka kelas menengah ke bawah untuk akses yang lebih baik ke pasar internasional.
Pelaksanaan diplomasi ekonomi saat ini  terbatas pada pekerjaan misi diplomatik untuk mencapai keberhasilan ekonomi dan tujuan pembangunan secara umum, terutama perdagangan, investasi dan pariwisata. Di sisi lain, diplomasi ekonomi Indonesia memiliki perspektif pemangku kepentingan yang berbeda, namun penggunaan istilah "diplomasi" masih mengandung implikasi bahwa ini adalah domain Kementerian Luar Negeri dan misi diplomatik, sehingga masih terjadi kebingungan. dalam  memahami istilah-istilah tersebut.
Terakhir, dari segi sarana, diplomasi ekonomi Indonesia mencakup segala sesuatu mulai dari perjanjian  internasional, partisipasi dalam berbagai forum internasional dan kegiatan lain seperti pameran dan pertukaran, hingga akomodasi untuk banyak pejabat komersial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H