Saya akhirnya Wisuda, wisuda sebagai seorang sarjana komputer. Namun anehnya, ada kehampaan dalam wisuda saya. Hampa karena saya tidak memiliki perasaan yang sama seperti banyak orang yang diwisuda juga. Mahasiswa lain serasa bahagia, penuh suka cita, penuh tawa, penuh kebahagiaan dan harapan masa depan, Membanggakan orang tua atau bersedih karena tidak cumlaude atau bahkan namanya tidak disebutkan ketika dilantik sebagai wisudawan dan masih banyak emosi di tempat itu terus bertebaran. Namun, saya tidak merasakan apapun ketika itu. Mengapa demikian?
Beberapa lama saya merenungi apa yang telah terjadi ini, saya baca dan pelajari kembali buku buku filsafat, mendengarkan podcast filsafat dan sumber visual lainnya, untuk mencari tau mengapa itu terjadi. Dalam konteks ini saya bertemu beberapa filsuf, seperti Socrates, Diogenes, Immanuel Kant, Nietzche, Albert Camus dan Dr. Faiz. Dari situ saya merasa bahwa saya menikmati apa yang terjadi selama 4 tahun saya belajar disana. Benar!
Kebanyakan mahasiswa, atau jika lebih umum adalah masyarakat, selalu memisahkan sesuatu, dualisme. Benar dan salah, baik dan buruk, proses dan hasil. Saya merasa ketika hal ini dipisahkan, maka tentu akan terjadi emosi melonjak di kedua sisi atau salahsatunya. Misalnya ketika kuliah dan wisuda, kita dapat memposisikan kuliah sebagai proses dan wisuda sebagai hasil. kita mengaggap bahwa yang penting adalah hasilnya, sebagaimanapun prosesnya, hasil yang di utamakan, namun saya mendapatkan sebuah kesimpulan untuk saat ini adalah bahwa saya menikmati prosesnya, saya menikmati kuliah. Dan disatu sisi juga, setiap hari saya kuliah adalah sebuah wisuda buat saya!. Ini yang selama ini membuat saya bahagia. Saya selama ini mencoba untuk menyimpan kebahagiaan ditiap proses yang saya lalui pada masa kuliah. Sehingga, saya ketika wisuda, tidak merasakan apa apa, karena saya telah menikmati segalanya di dalam proses itu. Dan saya tidak kecewa dengan hasilnya, karena saya sering kecewa dalam proses, maksud kekecewaan saya adalah sebuah kesalahan saya dalam belajar, dan ketika itu juga saya perbaiki. Saya menikmati baik buruk, benar salah didalam semua proses yang ada dalam kuliah.Â
Namun ketika saya menyampaikan kepada beberapa orang, mereka merasa bahwa saya tidak menghargai proses, tidak menghargai orang yang memberi apresiasi di akhir, dan mengsungkankan orang berbahagia kepada saya. Namun hal seperti ini adalah kekeliruan. Selama ini, saya adalah orang yang paling bahagia dalam kuliah, saya tidak pernah bersedih dan saya tidak pernah terlalu senang, saya mencari makna kualitas kuliah saya, bukan kuantitas saya, sekali lagi, saya menikmati detik detik di kuliah saya. Saya sangat menghargai proses, dan saya lebih menghargai orang yang terlibat dalam proses, bukan orang yang tiba tiba datang mengucapkan selamat atau ikut berbahagia di akhir proses. Dan saya tidak pernah kecewa dalam hidup ini.Â
Untuk pembaca sekalian, nikmati proses yang ada selama ini, detik demi detik yang dimiliki adalah wisuda kalian, kebahagiaan kalian, suka duka kalian. Menyimpan kebahagiaan dan emosi lainnya di akhir adalah sebuah kesalahan karena kalian akan kecewa! kalian akan bersedih! dan kalian akan merasa hampa selama ini dan menyesal karena tidak menikmati proses dalam waktu.Â
Saya kurang setuju terkait kata kata bijak di balik pertemuan pasti ada perpisahan, ah tidak, saya tidak setuju kepada orang orang yang memisahkan pertemuan dan perpisahan. Saya merasa, pertemuan dan perpisahan ada dalam posisi yang sama, tidak terpisah, ketika kita bertemu, satu detik kemudian mungkin akan berpisah. Kembali ke wisuda, teman teman saya merasa terharu akan perpisahan, namun saya tidak, saya merasa saya telah ada dalam posisi merelakan kepergian teman teman saya setiap detik dan setiap saat didalam proses selama 4 tahun ini.Â
Menurut saya, tidak ada kata "dan" diantara hal negatif positif, karena mereka semua netral. Namun netral yang selama ini kita pahami adalah kekosongan, kehampaan , ketidak pedulian, namun sebenarnya, kenetralan adalah sebuah puncak dari kenikmatan dan kebahagiaan dalam segala hal, dan inilah yang saya coba raih.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H