Mohon tunggu...
Randy Firmansyah
Randy Firmansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Salah satu mahasiswa di suatu universitas di Indonesia yang mengambil program studi Psikologi.

Selanjutnya

Tutup

Love

Gagal Move On? Panduan Bertahan Hidup Setelah Baper Berlebihan

26 September 2024   19:00 Diperbarui: 26 September 2024   19:19 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jabarekspres.com/berita/2022/10/04/link-tes-gamon/

Bayangkan otak kamu seperti komputer dengan program yang berjalan otomatis. Saat kamu mengalami gagal move on, otak kamu terus menjalankan “program” tentang mantan—seperti playlist yang diputar ulang tanpa henti. Dan bukan lagu hits, tapi lagu galau yang bikin kamu pengen curhat!

CBT, atau Terapi Perilaku Kognitif, membantu kita untuk menulis ulang program ini. Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan mengganti pikiran yang salah tadi dengan yang lebih realistis. Misalnya, jika kamu terus-menerus berpikir bahwa mantan adalah satu-satunya yang bisa membuatmu bahagia, cobalah tantang pikiran itu: Benarkah dia satu-satunya? Bukankah sebelum bertemu dia, kamu juga bisa bahagia?

Langkah-langkah sederhana ini akan membantu kamu memandang situasi secara lebih objektif, sehingga rasa sedih atau penyesalan tidak lagi mendominasi. Ingat, kalau bisa move on dari serial yang kamu tonton di Netflix, kenapa tidak dari mantan?

Saatnya Menerima dengan ACT

Kalau CBT mengajarkan kita untuk mengubah pikiran, Acceptance and Commitment Therapy (ACT) mengajarkan kita untuk menerima. Nah, mungkin kamu berpikir, “Menerima? Maksudnya pasrah, gitu?” Tidak, bukan begitu.

ACT mengajarkan kita untuk menerima perasaan yang muncul tanpa harus bereaksi berlebihan. Jadi, kalau sewaktu-waktu muncul rasa sakit atau marah saat teringat mantan, daripada mencoba menghilangkan atau menekan perasaan tersebut, cobalah menerima keberadaannya. Sadari bahwa itu adalah bagian dari pengalaman kamu sebagai manusia. Dengan begitu, emosi tersebut tidak akan berkuasa atas hidupmu.

Contohnya, ketika kamu merasa sedih dan mulai berpikir, “Kenapa sih, saya nggak bisa melupakannya?” coba katakan pada diri sendiri: “Oke, saya sedang merasa sedih sekarang. Itu wajar, tapi saya tidak perlu melakukan apa-apa selain menyadari dan membiarkannya berlalu.” Seperti awan yang lewat di langit, biarkan perasaan itu datang dan pergi. Siapa tahu, mungkin awan itu akan membawa hujan, dan kamu bisa menari di bawahnya!

Mengeksplorasi Emosi dengan Emotionally Focused Therapy (EFT)

Nah, bagaimana kalau ada emosi-emosi yang terpendam, seperti marah atau kecewa yang belum sempat diungkapkan? Atau ada rasa takut bahwa kamu tidak akan pernah menemukan cinta lagi? Di sinilah Emotionally Focused Therapy (EFT) berperan.

EFT membantu kita mengidentifikasi emosi-emosi mendalam yang mungkin tersembunyi di balik keinginan untuk tetap terikat pada masa lalu. Terapis biasanya akan mengajak kamu mengeksplorasi perasaan-perasaan ini, karena sering kali, keinginan untuk kembali pada mantan bukan disebabkan oleh cinta yang mendalam, tetapi rasa takut yang tersembunyi—takut sendirian, takut tidak dicintai lagi, atau bahkan takut tidak cukup baik.

Dengan memahami emosi-emosi ini, kamu bisa mulai melepaskan keterikatan itu dan membangun kembali diri kamu yang baru, bebas dari bayang-bayang masa lalu. Ingat, kadang kamu butuh berani untuk melepaskan agar bisa terbang lebih tinggi!

Strategi Praktis yang Bisa Dicoba Sendiri

Sekarang, mari kita bahas beberapa hal praktis yang bisa kamu lakukan, meski tanpa bantuan terapis:

  • Menulis Jurnal Emosi: Cobalah tulis setiap kali kamu merasakan emosi yang kuat tentang mantan. Apa yang kamu rasakan? Apa yang memicunya? Menuliskan perasaan ini bisa membantu kamu mengurai pikiran yang kacau dan memberikan ruang bagi emosi untuk diekspresikan.
  • Latihan Mindfulness: Saat teringat mantan, cobalah alihkan fokus ke napas kamu. Rasakan bagaimana napas masuk dan keluar dari tubuh kamu. Ini akan membantu kamu kembali ke saat ini dan tidak terjebak di masa lalu.
  • Ritual “Closure”: Tidak perlu bertemu langsung dengan mantan untuk mendapatkan closure. Kamu bisa melakukan ritual simbolis seperti menulis surat perpisahan (tidak perlu dikirim), atau bahkan sekadar menata ulang kamar agar tidak lagi terasosiasi dengan kenangan lama.

Hindari Hal-Hal yang Bisa Memperparah Gagal Move On

Terakhir, cobalah untuk membatasi hal-hal yang memperparah kondisi gagal move on. Misalnya, berhenti mengecek media sosial mantan, menghindari tempat-tempat yang sering kalian kunjungi bersama, atau bahkan berhenti berbicara tentang mantan di depan teman-teman. Ini seperti diet—kadang kamu perlu menghindari “makanan” yang bikin kamu sakit!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun