Mohon tunggu...
Randy A W
Randy A W Mohon Tunggu... -

Tamatan S1 FH UNS dan S2 Kajian Stratejik Pengembangan Kepemimpinan UI saat ini mengabdi di Kementerian Perindustrian RI.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tapak Kaki Ini Telah Sampai di Kampung Jati

11 September 2014   22:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:58 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tapak kaki kita ini telah sampai di kampung jati nda. Lihat di atas sana, gunung yang menjulang itulah tujuan perjalanan ini. Perjalanan kita masih jauh. Nda, adakalanya perjalanan kita ini diiringi taman bunga yang menawan, gemercik air yang menentramkan hati atau hamparan tanah yang hijau yang memanjakan mata memadang. Namun juga, terkadang kita melalui jalanan yang becek dan kotor sehingga tubuh kita penuh dengan noda kotoran. Terkadang kita berjalan di jalan yang sangat landai, sehingga kita harus berhati-hati agar jangan sampai kita jatuh. Itulah karakter perjalanan yang telah dan akan kita lalui. Engkaupun sudah paham itu.

Duduklah disini, duduklah disebelahku. Mari kita istirahatkan diri sejenak. Coba tengoklah ke bawah sana. Ingatkan nda, tempat disebelah sana itu. Coba engkau ikuti arah telunjukku ini, di sana ada taman bunga yang sangat indah. Bunganya berwarna-warni. Kita tertawa riang berlari-lari mengitari taman itu. Coba engkau lihat diujung sebelah sana. Ingat nda, engkau hampir saja terjatuh terpeleset di jalanan yang licin itu. Alhamdulillah tanganku memegangmu sehingga engkau tidak jatuh. Ehmm... ternyata ditempat ini kita dapat memadang dengan leluasa lembah-lembah yang pernah kita lalui bersama. Kita tahu tempat-tempat yang meneduhkan dan membahagiakan diri kita. Kita tahu tempat-tempat yang menjadikan kita lebih bisa bersabar dan menjadikan kita lebih kuat. Tapi nda, kita tidak mungkin kembali ke tempat-tempat itu lagi. Perjalanan kita masih jauh dan mungkin akan melelahkan. Coba pandang puncak gunung itu nda, itulah tujuan kita. Kita harus sampai kesana nda, kepuncak gunung itu.

Nda, perjalanan ke puncak gunung itu adalah perjalanan yang melelahkan. Kita tidak tahu bagaimana jalan  yang akan kita lalui. Tapi nda, kita sudah belajar dari berbagai jalan yang telah kita lalui. Perjalanan menuju ke puncak itu memiliki karakter yang sama. Insya Allah semua pasti dapat kita lalui. Insya Allah semua perjalanan itu dengan berbagai karakternya, kita lalui dengan penuh kesyukuran dan kesabaran. Kita nikmati perjalanan ini nda. Coba nda kita lihat apa saja benda yang ada di sekeliling kita saat ini. Barangkali ada sesuatu yang dapat kita gunakan untuk memudahkan perjalanan kita nanti.


Gimana nda, apakah engkau sudah siap melanjutkan perjalanan ini. Hampir tujuh tahun kugandeng tanganmu menunju kepuncak itu. Pererat gandengan tanganmu nda, ukir senyum dibibirmu nda. Kita berjalan dengan kaki yang mantap, senyum yang cerah dan bersemangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun