PT. Kerta Rajasa Raya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufakturing dengan memproduksi karung plastik. Produk yang dihasilakn yaitu Starpack, Jumbo Bag, dan Woven Bag. Perusahaan ini bermula dari home industry yang berkembang pesat sampai menjadi perusahaan yang dapat mengontrol kualitas produk dalam proses produksi secara keseluruhan. Perusahaan mengahsilkan produk FBIC (flexible Intermediate Bulk Container) atau Jumbo Bag dan Woven Bag terbesar di indonesia. Produk yang dihasilkan menggunakan bahan baku biji plastik polymerprophilen, poleimeretilen, dan campuran bahan pendukung seperti Calcium Carbonate atau Zat Kapur (CaCO3) sampai menjadi benang yarn lalu dirajut menjadi gelondongan kain yang memiliki spesifikasi dan komposisi yang berbeda-beda sesuai dengan pesanan customer baik dalam bentuk, model, dan ukuran yang dipesan.Â
Perusahaan menggunakan sistem produksi make to order, dimana perusahaan akan melakukan produksi bedasarkan adanya permintaan customer yang masuk. Permasalahan yang dihadapi PT. Kerta Rajasa Raya yakni pada penjadwalan produksi yang diterapkan secara umum masih berubah-ubah dan tidak tetap dikarenakan prioritas produk yang akan diproduksi yakni penana terlebih dahulu masuk serta penanan dengan batas waktu (due date) paling awal akan diproses terlebih dahulu. Dampak yang dihasilkan dari penjadwalan tersebut mengakibatkan besarnya waktu proses produksi untuk menyelesaikan setiap job, serta meningkatkan barang dalam proses (work in process) yang menunggu antrian. Besarnya waktu proses produksi pada perusahaan diakibatkan dari banyaknya jenis pesanan yang masuk dengan due date yang bervariasi sehingga menyebabkan banyaknya waktu set-up mesin untuk mengganti mesin tersebut ke produk yang berbeda. Besarnya waktu proses produksi yang diakibatkan banyaknya set-up pada mesin mengakibatkan perusahaan sering mengalami keterlambatan (tardiness) dalam penyelesaian setiap job dan pengiriman kapada pelanggan.Â
PT.Kerta Rajasa Raya merepakan Metode FCFS dan EDD pada proses produksinya. Penerapan ini memang dinilai adil karena pesanan yang terlebih dahulu masuk serta pesanan dengan batas waktu paling awal akan di proses terlebih dahulu, namun metode ini kurang efektif bagi perusahaan dari hasil perbandingan metode FCFS,SPT,EDD. Metode penjadwalan produksi yang optimal dalam penelitian ini yaitu metode SPT (Shortest Processing Time).
A. Metode FCFS
Algoritma First Come First served atau biasa disingkat (FCFS) merupakan salah satu metode perhitungan yang berdasarkan data yang terinput terlebih dahulu maka data tersebut yang diproses terlebih dahulu. Biasanya algoritma First Come First Served (FCFS) digunakan khusus untuk sistem antrian karena algoritma First Come First Served karena berdasarkan urutan jadi sangat cocok untuk sistem yang membutuhkan sistem antrian.
B. Metode SPT
Untuk tabel dan perhitungan metode SPT itu hampir sam dengan tabel dan perhitungan metode FCFS hanya saja yang membedakan itu dilihat dari waktu prosesnya. Untuk metode SPT pekerjaan yang memiliki waktu penyelesaian lebih pendek akan di proses terlebih dahulu.
C. Metode EDD
Untuk tabel dan perhitungan EDD itu hampir sama dengan tabel dan perhitungan metode FCFS hanya saja yang membedakan itu dilihat dari waktu prosesnya. Untuk metode EDD pekerjaan dengan batas waktu paling awal akan di proses terlebih dahulu.
Melalui fase -- fase tersebut, mahasiswa Teknik Industri Untag Surabaya mampu memberikan solusi Mengurangi Angka Keterlambatan Pada Mesin. Dengan adanya metode ini diharapkan perusahaan mampu berjalan secara optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H