Mohon tunggu...
dr. Randy Adiwinata
dr. Randy Adiwinata Mohon Tunggu... Dokter -

Youtube channel: docvisor; instagram: @adiwinatarandy, @docvisor . Seorang dokter umum, lulusan Fakultas Kedokteran Atma Jaya, Jakarta. Memiliki minat dalam bidang medical research dan medical writing. Juga, Seorang bassist di tengah kesibukan. Co-founder dari Docvisor yaitu sebuah organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan dokter yang merasa ironi dengan maraknya berita hoax kesehatan. Dan bertujuan untuk menyebarkan edukasi kesehatan berbasis bukti.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pertimbangan Pasien untuk Memulai Cuci Darah

12 September 2018   18:28 Diperbarui: 12 September 2018   19:14 2692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi metode cuci darah.(shutterstock)

Setelah 4-6 jam, cairan tersebut perlu dikeluarkan dan diganti dengan cairan yang baru.

https://www.niddk.nih.gov/
https://www.niddk.nih.gov/
Faktor lain untuk memulai HD adalah faktor ekonomi. Memang saat ini, Prosedur HD sudah ditanggung oleh BPJS akan tetapi faktor biaya transportasi menjadi suatu masalah tersendiri. Sewaktu saya bertugas di Kalimantan Timur dan juga Kalimantan Barat, kendala ini sering kali saya temui, karena beberapa Rumah Sakit Umum Daerah tingkat Kabupaten belum diperlengkapi dengan mesin cuci darah.

Sehingga beberapa pasien dan keluarga pasien mengutarakan "Betul dok, Cuci darahnya gratis. Tapi kami perlu ongkos dok untuk perjalanan ke RS Kabupaten tersebut dan perjalanan memakan waktu 2-3 jam sekali jalan, sedangkan kami tinggalnya di kabupaten ini"

Terakhir, faktor dukungan keluarga juga menjadi sangat penting. Terkadang pasien dengan gagal ginjal kronik yang memerlukan HD rutin, memiliki kondisi fisik yang lemah; sehingga tergantung dengan dukungan keluarga terus-menerus untuk mengantarkan ke Rumah Sakit untuk HD.

Sehingga beberapa kali, saya menemukan pasien HD yang datang ke Unit Gawat Darurat dengan sesak nafas karena kelebihan cairan dan ketika ditanyakan apakah kemarin HD. Dijawab, "Kemarin tidak HD dok, karena tidak ada yang mengantarkan"

Sebagai kesimpulan, Seorang dokter wajib mengerti bahwa meminta pasien untuk memulai HD merupakan suatu keputusan yang mungkin bisa menakutkan dan juga membutuhkan banyak pertimbangan dan persiapan. Salah satu hal yang terpenting adalah bekerjasama dengan keluarga dalam membantu Sang Pasien untuk dapat menerima kondisinya dan ikhlas menjalani HD. CAPD dapat menjadi solusi alternatif pasien dengan gagal ginjal kronik yang terkendala jadwal padat ataupun transportasi.

Sebagai catatan, tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman saya pribadi di lapangan dalam menghadapi pasien. Tidak diperuntukkan menggantikan nasihat medis atau menyinggung siapapun.

Salam sehat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun