Mohon tunggu...
Randy Jullihar
Randy Jullihar Mohon Tunggu... Scientist -

A scientist, Father, Husband,Writer, Story teller, Analizer and Open minded reader

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kemacetan Jakarta, Mari Bicara Data

12 November 2017   22:51 Diperbarui: 13 November 2017   12:32 6238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

5. Data Psikologis.

Kemacetan berdampak pula terhadap tingkat ke-stress-an manusia. Suryo Dharmono seorang pakar psikologi menyatakan bahwa stress akan memunculkan gejala sedih,murung, tak semangat, sulit konsentrasi atau kerja tidak efektif. Penelitan yang dilakukan Louise Philippe Belannd dari Lousiana State University memberikan hasil yang tak pernah disangka. Penelitian tersebut memperlihatkan hubungan antara kemacetan dengan perilaku kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Karena kemacetan meningkatkan level emosi pada seseorang, sehingga penelitian tersebut mendapatkan data bahwa kemacetan berperan meningkatkan 6% perilaku KDRT pada daerah yang mempunyai tingkat kemacetan tinggi.

6. Data Bahan Bakar Minyak (BBM)

Boros bahan bakar akan terjadi ketika kita terjebak di kemacetan dalam waktu yang cukup lama. PT Pertamina melaporkan penggunaan total BBM di Jakarta sebanyak 33.821 kiloliter per hari. Jumlah tersebut merupakan jumlah konsumsi terbanyak diantara kota-kota lainnya di Indonesia.

Data-data diatas memperkuat buruknya kondisi di Jakarta yang berhubungan dengan kemacetan. Pengalaman saya selama berada di jakarta, kerugian waktu dan efek psikologis yang sangat dirasakan akibat kemacetan tersebut. Maka dari itu, urgensi penanggulangan untuk meminimalisir kemacetan di Jakarta sangat-sangat diperlukan. Beberapa program sudah mulai dijalankan, beberapa diantaranya adalah pengembangan transportasi umum seperti MRT, LRT, perbaikan sistem exsisting angkutan umum dan lain-lain, juga program pengembangan dan pelebaran jalan. Namun program tersebut memerlukan waktu yang cukup panjang untuk realisasi dan optimasi nya. 

Saya pribadi berpendapat bahwa diperlukan opsi lain yang dilakukan pararel dengan program-progam yang dijalan kan di atas oleh pemerintah. Ketika gagasan Ridesharing muncul atas permasalahan kemacetan seperti yang video yang berjudul "Uber Boxes Sunrise" berikut https://m.youtube.com/watch?v=YOUUwkCQLUo&feature=youtu.be , saya berfikir bahwa ide ridesharing atau carpooling tersebut bisa menjadi alternatif pemecah masalah kemacetan di Jakarta. Dan ternyata metode RideSharingatau Carpooling sudah dipakai terlebih dahulu di luar negri.  Austin texas dan San Fransisco menerapkan sistem tersebut yang di kelola oleh badan usaha bernama 'Carma'. Lalu di UK dengan 'Blablablacar', kemudian US dengan 'Ridejoy', serta beberapa negara laainnya. Dengan Ridesharingsaya yakin mampu menekan jumlah kendaraan yang beroprasi setiap harinya, jumlah tersebut akan menurunkan tingkat kemacetan di Jakarta.

Saya berfikiran dengan Ridesharing efek berantai yang saya bahas berupa data diatas otomatis akan ikut berkurang. Udara diharapkan akan menjadi bersih dan kesehatan akan terjaga. Demikian pula dengan konsumsi BBM yang bisa lebih dihemat sehingga pengeluaran bisa lebih berkurang. Hal yang akan sangat berharga bagi saya adalah waktu yang tidak akan banyak terbuang percuma di jalan dan kondisi psikologis yang lebih stabil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun