Ku tinggalkan hatiku di sana bunda, di rumah kita
yahh.. Rumah kita, dimana begitu banyak mimpi dan harapan terbingkai rapi di sana
Bermacam-macam cerita pernah terjadi hingga ta' mampu ku sebutkan satu persatu.
Kebahagiaan bukan hanya sekedar ungkapan namun perasaan yang teramat indah yang ta' bisa kita definisikan melalui tinta atau suara
Karna hati kita yang merasakn dan hati kita yang menyimpulkan.
"Apa sebenarnya yang menjadi tujuan kita berlayar bersama bahtera?"
"Kebahagiaan ayah"
" namun apa sebenarnya kebahagiaan itu bunda?"
Bibirmu membeku biru menderu, wajahmu pucat pasih, lidahmu tertatih
Butiran suci terjatuh matamu sipit tertindih sayup dan sembab
Ada isak di balik tangismu, haruku tergugah mengguncang jiwa.
bunda.. memang sampai detik ini aku belum mampu mempersembahkan kebahagiaan di atas deritamu
Namun ketahuilah bunda aku masih punya angan, sebuah harapan tulus untuk bahagiakanmu di hari depan yang mungkin kau ta'kan mengira atau bahkan ta' tau,
Yakinilah bunda hari ta' selamanya malam masih ada matahari yang menanti untuk unjuk gigi.
Usap air matamu bunda jangan jadi bahan ejekan nasip
Jangan biarkan suara sumbang mulut para pencela mengusik kedamaian rumah kita
mari kita bangkit dan melambaikan tangan agar mereka tahu kita masih mampu berdiri
Agar mereka mendengar teriakan bising nyanyian indah dari mulut kita dan agar mereka melihat indahnya hati yang terbingkai oleh kasih kita.
Sampai nanti sampai di penghujung hari ketika rambut kita memutih ketika kecantikan dan ketampanan kita tertimbun keriput
kebahagiaan masih menjadi mimpi yang kita agungkan agar kita tau bagaimana rasanya memperjuangkan kebahagiaan dan agar kesetiaann senantiasa menemani langkah kita.
Ku sampaikan pesan ini dari ujung samudra
Ku titipkan rindu ini pada senja yang berseri di ufuk barat
Dan ku dekap janji ini sampai nanti samapai akhir hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H