Mohon tunggu...
Randu Setiawan
Randu Setiawan Mohon Tunggu... -

murah senyum baik hati dan tidak sombong hehehehehe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Curcol

9 Juni 2014   09:35 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:36 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sosokmu perlahan pudar bagaikan nodapelan tapi pasti meninggalkan kehidupan yang semula sempurna olehmugelak tawamu ta' lagi terngiang di sekitar gendang telingakusunyi mengukir rintihan di setiap dinding hatiku sirna rangkaian mimpi yang hendak kita ikatkan pada peraduankecewa menolak setiap simpuh pengampunan yang ku hantarkanperi kecilku terlunta-lunta bersama isak tangis karna setetes madu aku mencabut akar hatimu wahai sahaja berhati embun sampaikan maafku untuk laranyatuliskan sumpahku untuk kenangnyadan ku titipkan restu untuk bahagianyadi sana di ujung cakrawala sendiri ku tanam harapan sudi kiranya tebarkan senyum untuk memupuknya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun