Salam, Earth."
"SIALAN!" Ocean merasa ingin sekali meremas dan merobek-robek surat itu, yang diyakininya bukan ancaman belaka. Emily dalam bahaya besar!
Ocean masih menggigil, sementara Sky tiba-tiba muncul melapor, "Kak, kudaku... dibunuh seseorang dengan pedang!"
Lilian menyahut cemas, "Sky, kau darimana saja? Hannah dan Zeus yang tetiba muncul saling membunuh di paviliun. Lalu  beberapa penjaga tewas, lalu kebakaran ini..."
Sky ikut menggeram, "Kak! Ini semua gara-gara kau! Kau yang jatuh cinta duluan, hingga Earth muncul dan juga ingin bersama Emily!" teriaknya sambil mencengkeram kerah kemeja panjang Ocean.
"Kau juga ingin menjadi pacarnya, iya 'kan?" Ocean mendorong dada adiknya, ikut-ikutan panas hati, "HAH !!! Â Jadi Sky, selama ini kau hanya berpura-pura baik dan mengalah dengan berakting menjadi cowok sopan yang turut mendukung hubungan kakaknya!"
Kedua kakak beradik itu spontan bergumul di tanah yang menghitam bekas kebakaran, membuat Lilian panik, "STOP, kalian harus bekerjasama menghentikan maksud Earth menghabisi kalian semua, bukannya berkelahi seperti anak-anak kecil!"
Kedua pemuda kembar tampan itu baru berhenti setelah Lilian melerai, "Sekarang lebih baik kita makamkan dulu jenazah Zeus dan mantan sahabatku. Penderitaan mereka telah usai. Kini saatnya kita menyerahkan mereka ke dalam bumi dan juga... mendamaikan 'bumi' adik kalian yang terhilang itu."
Kedua kembar Vagano masih belum ingin berbaikan saat mereka bersama Lillian memasuki ruang persemayaman jenazah.
Dengan heran, Lilian, Ocean dan Sky menemukan salah satu tutup peti jenazah yang terbuka.
"Astaga. Di sini mestinya terbaring tubuh Zeus, ayah kita!" Ocean baru sadar, "Jangan-jangan.. ia belum mati. Ia melarikan diri!"