Zeus tadinya hendak pergi saja dari sana karena hewan itu tentunya tak memiliki urusan dengannya. Namun ia sadar, bila ada kuda tertambat, tentunya ada seseorang di dekat sini, dan ia memutuskan untuk mengintai sekeliling.
Sebuah gua batu tak jauh dari sana menarik perhatiannya. Zeus yakin, sang penunggang kuda sedang berteduh di sana. Maka ia mendekat.
Sementara Sky di dalam gua itu merenungkan hari ulangtahunnya bersama Ocean yang semakin dekat. Tak semudah itu tentunya merayakan di bawah ancaman apapun yang tak kelihatan. Walau di bawah penjagaan puluhan petugas dan pegawai perkebunan sekalipun.
Biasanya selalu ada pesta, minimal makan-minum menikmati hasil kebun, olahan panen buah apel dan anggur, serta minimal ada puluhan orang perwakilan keluarga Vagano dari Everopa datang berkunjung. Jadi belum pernah ada ulangtahun yang tak meriah dan sukses selama ratusan tahun lamanya. Tapi tahun ini, mengapa rasanya perayaan itu takkan bisa dirayakan?
Mengapa Sky selalu membayangkan akan ada seseorang menyamar di antara para tamu lalu menusukkan Pedang Terkutuk pada jantungnya dan kakak sulungnya?
"Anakku..."
Lamunan pemuda itu terputus. Sosok yang muncul di bibir gua itu mengejutkannya.
Orang yang mirip dengannya namun jauh lebih tua, kelam, dan dengan rambut panjang kusut dengan busana compang-camping.
"Si, si, siapa kau? Earth?" Sky menjaga jarak, ia teringat tadi ia membawa senapan untuk berjaga-jaga, ia mundur dan berusaha untuk meraih senjata api laras panjang yang masih berada di dasar gua.
"Kau yang waktu itu menembakku.." ucap Zeus, teringat pada lukanya yang baru mulai pulih.