Sky terperangah, merasa sangat tak nyaman, "Ayah kitakah sosok yang kutembak asal saja waktu pertama kali aku turun sendirian itu? Celaka. Ia pasti sangat marah."
"Bisa jadi. Tapi apa maunya Zeus, kita tak tahu. Apa dia di pihak kita atau tidak. Dan aku sungguh tak tahu bagaimana kita harus bersikap." Ocean mengangkat bahu.
"Ocean, coba antarkan aku ke jalan masuk Lorong Bawah Tanah dari lubang jendela darurat tempat kau keluar di hutan. Aku perlu menemui Zeus, bila itu memang dia." ucapku mengutarakan rencana, "Aku hidup pada masanya. Mungkin ia mau mendengarkanku. Aku ingin kita mengakhiri semua ini sebelum hal-hal buruk terjadi."
"Bagaimana caranya? Jangan! Mungkin ia malah akan membunuhmu!" Sky langsung berteriak tak setuju.
"Tapi memang Lilian betul. Aku akan antarkan kau ke sana. Tapi aku dan Sky menunggu di luar saja. Aku sudah cukup tersesat di sana sekali saja untuk seumur hidupku." Ocean tak sependapat.
Baiklah. Akan kucoba, walau nyawaku taruhannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H