Nada-nada berhamburan itu cukup mengejutkan, bahkan bagiku yang sedang berada jauh di luar untuk mendekat.
Dan kudengarkan apa yang terjadi dari balik jendela kaca yang tertutup tirai tebal.
Suara percakapan Ocean dengan seorang wanita, yang aku yakini itu Emily. Aku tadinya ingin langsung memecahkan kaca ini dan memisahkan mereka berdua. Tapi, mendengar bahwa mereka bukannya sedang bercakap-cakap dengan baik, aku urungkan niatku dan mendengarkan dengan telinga tertempel di kaca.
"Jangan, Ocean, please..." suara Emily lirih, lalu terjatuh ke atas sesuatu yang kurasa piano Ocean.
Lalu lama, tak ada dialog apapun, hanya beberapa bunyi yang aku tak yakin suara apa karena lemah. Tapi justru keheningan itu membuatku curiga dengan apa yang sedang terjadi pada Emily.
"Emily?" panggilku sambil mengetuk, atau mungkin menggedor-gedor kaca jendela.
Namun aku sadar, spontanitas itu hanya membuat Ocean sadar akan kehadiran seseorang di sini. Bodoh!
Segera aku menyelinap di balik sebuah pohon terdekat. Tepat sebelum pemuda itu membuka kaca jendela dari dalam dan menodongkan semacam senjata laras panjang keluar.
Aku pun tambah yakin, antara Ocean dan Emily baru saja, akan, atau telah terjadi sesuatu!
Jantungku berdebar cepat, menunggu akankah Ocean keluar dari jendela itu dan mencariku hingga ketemu.
Ternyata tidak. Ia hanya sebentar saja bertahan dalam posisi itu lalu masuk kembali, langsung mengunci jendela dan menutup tirai.