Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 79: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

28 Juli 2023   08:32 Diperbarui: 28 Juli 2023   08:35 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Semoga kau baik-baik saja, Earth.'

Malam itu berlalu tenang tanpa insiden apapun, bahkan tak ada suara apapun terdengar lagi dari Lorong Bawah Tanah.

Namun pagi-pagi sekali Sky yang semalam-malaman gelisah tiba-tiba saja menggedor-gedor pintu kamar kakaknya.

"Kak! Kau sudah bangun?"

Ocean yang belum lama pulih tentu saja masih sangat mengantuk. "Duh, ada apa 'sih kau pagi-pagi sudah menggangguku? Aku baru saja kembali dari Lorong Bawah Tanah kemarin sore, kekurangan makanan, minuman dan udara segar..." tentu saja Ocean masih setengah tidur saat mengucapkan semua itu.

Kecurigaan Sky bertambah kental. "Kau... baru pulang ke puri bersama Emily semalam membawa pedang dan kau pulang lagi sekarang... apakah ada dua sosok dirimu, Kak?"

Ocean yang tadinya masih setengah sadar, mendadak terjaga. "Dua sosok diriku? Aku hanya ada satu. Dan aku bahkan tak tahu apa-apa mengenai Pedang Terkutuk itu, apakah sudah ditemukan?"

Kedua kembar tampan itu seketika berpandang-pandangan. Jadi, siapa sebenarnya 'Ocean' yang kemarin kembali ke puri bersama Emily?

***

Sementara itu jauh di atas tebing curam di atas sebuah jurang yang menghadap ke lautan lepas di teluk Pulau Vagano,

Earth duduk sendirian menghadap ke laut, tak perduli kakinya begitu dekat dengan bibir jurang. Ia selama ini sudah berkali-kali didekap oleh maut. Dibesarkan seperti seekor hewan peliharaan, bahkan jauh lebih buruk dari itu. Diberi makanan dan minuman yang jauh dari sebutan layak. Serta tentu saja disiksa, ditendang, dipukul, dan dianiaya oleh Si Tua Hannah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun