Kembali pada Earth dan Lilian.
Pemuda itu merasa begitu malu sekaligus lega saat berhasil mengutarakan isi hatinya kepada Lilian, seseorang yang ia mulai anggap sebagai ibunya sendiri. Walaupun ia belum berani mengungkapkan bahwa ia dan Emily bahkan sudah begitu dekat hingga sedikit lagi akan melakukan hal terlarang itu.
Sesuatu yang belum berani mereka sentuh seperti buah terlarang di pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat di Taman Eden.
"Itu sangat wajar. Tapi ketahuilah, di pulau ini ada tiga orang pemuda, dan dua dari antara mereka adalah saudara-saudara kandungmu sendiri. Dan kita tak pernah tahu kepada siapa Emily sebenarnya jatuh hati. Malah mungkin tidak kepada seorangpun dari kalian. Ia belum menentukan sikap atau menjadi pasangan siapa-siapa." Lilian memberi masukan.
"Apakah sebegitu tipisnya peluangku untuk memperolehnya? Apakah karena semua yang kualami dan ketertinggalanku menyebabkan ia mungkin takkan memilihku?"
Earth mendadak gusar. Ia segera keluar dari paviliun Lilian.
Dalam hatinya, ia ingin pergi jauh saja dan takkan pernah kembali ke puri lagi. Sedikit menyesal telah mengembalikan Pedang Terkutuk Dangerous Attraction ke dalam museum. Bila saja ia bisa kembali meraihnya, ia bisa menjadi satu-satunya Vagano dan akhirnya memenangkan hati Emily !!!
Namun ambisi itu untuk saat ini ia masih berhasil redam. Ia berusaha keras untuk melupakan semua kekerasan dan keinginan hatinya untuk membalas dendam!
Sementara Ocean dan Emily sudah kembali berada di puri dengan selamat tepat saat matahari terbenam. Ocean yang langsung masuk sendirian ke dalam kamar untuk membersihkan diri dan beristirahat malah membuat Sky bertambah bingung.
"Hah, darimana ia datang denganmu dan mengapa ia tak mau bertemu dulu denganku? Ia harus menjelaskan semua ini!" Sky si curigaan tentu saja sekali lagi mengendus adanya ketidakberesan.
Emily tadinya masih sangat cemas bila Earth masih ada di kamar maupun area puri. Bagaimana jika Ocean yang asli memergokinya? Namun setelah menyadari pemuda itu kembali menghilang dan bahkan tak ada lagi bersama Lilian di paviliun, hatinya sedikit tenang sekaligus juga khawatir.