Emily dalam kepanikannya berlari ke kamar Ocean, lupa bahwa yang ada di sana bukanlah Ocean, melainkan Earth...
Pintu kamarnya kebetulan tidak terkunci, dan Emily menyerbu masuk sambil berseru-seru,
"Di dapur, seseorang atau sesuatu telah..."
Gadis itu terdiam, sesaat ingin berpaling. Baru sadar bahwa pemuda yang ia jumpai itu bukanlah Ocean, melainkan Earth.
Dan yang lebih mengejutkan serta membuat rona merah spontan merekah di pipinya, pemuda itu nyaris tak mengenakan apa-apa, hanya selembar handuk menutupi area pinggulnya. Ternyata ia baru saja mandi. Dan masih duduk di atas ranjang Ocean, belum lagi sempat mengenakan baju yang telah ia pilih.
Tubuhnya terbentuk dengan sempurna, hanya masih sedikit lebih kurus dibandingkan kedua kakak kembarnya. Beberapa bekas luka lama menarik perhatian Emily.
"Mengapa kau menatapku seperti itu?" Earth berkata dalam nada rendah, dingin, sekaligus sedikit 'menantang'.
"Aku, aku, aku hanya penasaran, masih sakitkah semua bekas luka itu?"
Memang kemarin Emily sempat melihatnya, namun tak sefokus hari ini. Dan waktu itu juga belum berperasaan sedalam ini.
"Kemari dan mendekatlah padaku, sentuhlah sendiri."